Ekonomi RI Tumbuh 5,03% Kuartal I, Ditopang Konsumsi dan Perdagangan Luar Negeri – Laman 2 – SWARAKEPRI.COM
NASIONAL

Ekonomi RI Tumbuh 5,03% Kuartal I, Ditopang Konsumsi dan Perdagangan Luar Negeri

Pengendara motor memadati jalan di Bogor setelah mudik Lebaran di kampung halaman, 25 April 2023. BPS melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,03% pada Triwulan I ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tercermin pada peningkatan pembelian motor. (Foto: Aditya Aji/AFP)

Kontainer-kontainer ekspor sedang dimuat di kapal kargo di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 28 Maret 2023. BPS melaporkan perdagangan luar negeri menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada level 5% di Triwulan-I 2023. (Foto: Adek Berry/AFP)

Secara spasial struktur ekonomi, kelompok provinsi di Pulau Jawa masih mendominasi dengan 57,17 persen, kata Edy. Pulau lainnya yang turut menyumbang, yaitu Sumatera 21,82 persen dan Kalimantan 9 persen.

Pertumbuhan positif juga dialami sejumlah mitra dagang Indonesia pada kuartal I-2023 antara lain Tiongkok 4,5 persen, India 4,41 persen, dan Malaysia 5,1 persen.

PDB Indonesia di Bawah Kinerja Ideal

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen secara tahunan masih di bawah kinerja ideal. Ia beralasan konsumsi rumah tangga belum memberikan sumbangan yang maksimal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), meskipun pemerintah telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal-I 2023. (Foto: Tangkapan layar YouTube BPS)

“Dengan adanya pencabutan PPKM seharusnya konsumsi rumah tangga sebagai komponen penyumbang PDB terbesar tumbuh di atas level 5 persen, namun hanya mampu tumbuh 4,54 persen,” ujar Bhima kepada VOA, Jumat (5/5/2023).

“Artinya, ada penghambat utama masyarakat mengeluarkan uang untuk belanja salah satunya karena tingginya inflasi pada kuartal I 2023, dibarengi dengan kenaikan suku bunga pinjaman hingga ketidakpastian situasi ekonomi global,” ujar Bhima kepada VOA, Jumat (5/5/2023).

Bhima menambahkan kinerja ekspor melambat sebesar -5,4 persen dibanding kuartal IV 2022 perlu diwaspadai karena berpengaruh pada motor pertumbuhan sepanjang 2023. Ditambah lagi, seluruh pelaku usaha dan pemerintah harus mengantisipasi koreksi tajam harga komoditas ekspor pada tahun ini.

“Kita perlu switch ke penguatan pasar domestik dan meningkatkan porsi ekspor manufaktur ke negara-negara alternatif,” tambahnya.

Seorang karyawan sedang menunggu pelanggan di sebuah toko baju di mall di Denpasar, Bali, Jumat, 5 Mei 2023. (Foto: Sonny Tumbelaka/AFP)

Bhima memperkirakan tantangan ekonomi pada kuartal-II khususnya setelah Lebaran akan semakin kompleks. Sebab, konsumsi rumah tangga bisa lebih rendah pada periode berikutnya karena indikator inflasi inti pada April 2023, yakni 2,83 persen secara tahunan lebih rendah dari Maret sebesar 2,94 persen. Inflasi inti menunjukkan dorongan sisi permintaan yang melemah.

“Selain itu setelah lebaran adalah low-season sehingga daya dorong konsumsi sebaiknya dibangkitkan dengan mempercepat serapan belanja pemerintah, mengendalikan inflasi sisi pasokan terutama transportasi dan pangan, hingga menurunkan kembali pajak-pajak yang hambat pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Bhima menilai tanpa upaya yang luar biasa dari pemerintah maka ekonomi akan kehilangan tenaga untuk dapat mencapai target pertumbuhan 5,3 persen pada 2023. CELIOS memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berkisar 4,9-5 persen secara tahunan./VOA

Laman: 1 2

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Independen dan Terpercaya

PT SWARA KEPRI MEDIA 2023

To Top