Kantor P4TKI Batam
BATAM – Koordinator Pos Pelayaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia(P4TKI) Batam, Febi Sulistia mengaku kesulitan mengontrol keberangkan TKI Non Prosedural di Pelabuhan Internasional Batam Center setelah pos P4TKI dipindahkan ke area parkiran.
“Sejak dipindahkan sejak bulan Desember 2015 lalu oleh PT Synergi Tharada, tempat kita tidak strategis lagi untuk memonitor keberangkatan TKI ilegal,” ujar Febi kepada AMOK Group di kantor BP4TKI Batam, Kamis (7/4/2016) siang.
Febi mengatakan alasan dari pengelola pelabuhan memindahkan pos P4TKI ke area parkir karena sedang ada renovasi.
“Kalau alasan mereka katanya mau direnovasi mas, tapi saya lihat gitu-gitu saja, sampai sekarang tak ada direnovasi,” ujarnya.
Dia berharap Pos P4TKI bisa segera dipindahkan agar dapat memantau aktivitas TKI Non prosuderal yang akan diberangkatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kami berharap Pos segera dipindahkan, biar kita bisa memantau keberangkatan TKI ilegal,” ucapnya.
Disisi lain, Febi mengatakan bahwa untuk keberangkatan TKI Prosuderal sejak Januari hingga Maret 2016 mencapai 300 orang setiap bulan.
Dia mengaku belum memperoleh keluhan dari TKI yang diberangkatkan secara prosedural ke luar negeri.
“Keluhan dari TKI setiba di negara tujuan tidak ada mas, apalagi sampai dideportasi. Mereka inikan sudah dilindungi oleh asuransi jadi tidak akan ada masalah sampai disana,” bebernya.
(red/Jef)
Inilah beberapa cara merawat kompor tanam gas agar awet, aman, dan tetap elegan. Dengan rutin…
Jakarta Timur – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan…
PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo mempertegas komitmennya mendukung upaya global…
PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) percaya bahwa penguatan penerapan Tata Kelola, Manajemen…
Pernikahan sering kali dianggap sebagai momen paling berharga dalam hidup seseorang. Ia bukan hanya tentang…
Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…
This website uses cookies.