“Karena kalau memaksakan sesuatu yang bukan bidang atau kegemarannya, salah tempat bekerja itu bisa (menimbulkan) stres. Siklusnya: hasil pekerjaan tidak bagus, menghambat prestasi, akhirnya bekerja seadanya dan pendapatan yang diperoleh juga tidak optimal. Insya allah, bisa moncer berkarir kalau memang bidangnya tepat dan sesuai dengan skill dan keinginannya. Saya punya anggota tim yang masuk sebagai HR, tapi passionnya jualan. Akhirnya benar saja, saat ini dia dibajak perusahaan lain dan moncer sebagai Group Head Sales (kepala penjualan)!,” lanjut Triaji.
3) Kuasai Public Speaking dan Terus Beradaptasi
Bidang pekerjaan boleh jadi bermacam-macam. Akan tetapi dimanapun seseorang bekerja, pasti akan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu menurut Triaji, kemampuan komunikasi (Public Speaking) dan kemampuan beradaptasi menjadi sangat penting.
Lulusan baru, menurut Triaji, juga perlu menguasai dua hal ini karena perlu menunjukkan kemampuan dirinya kepada pihak yang mewawancarai kerja. Sehingga dapat membedakan lulusan baru tersebut dengan lulusan baru lainnya
“Jadilah aktif dan antusias saat diwawancara, tunjukkan kegiatan dan keahlian selama bersekolah dan berkuliah agar bisa meyakinkan pewawancara bahwa anda adalah kandidat yang tepat untuk perusahaan. Skill komunikasi ini akan terus dibutuhkan karena ketika kita bekerja tidak sendiri, dan adaptasi penting karena dunia terus berubah!,” lanjut Triaji.
4) Ambil Pelajaran dari Setiap Penolakan
Walaupun sudah berusaha untuk menampilkan yang terbaik dalam proses melamar kerja dan wawancara, tak jarang lulusan baru masih menghadapi penolakan dari perusahaan. Triaji mengajak lulusan baru untuk pantang menyerah dalam menghadapi penolakan.