McDonald’s Mengabaikan Konsumen di Indonesia
Dalam laman website resminya, McDonald’s Indonesia mengungkapkan bahwa perusahaan mereka menerapkan standar kesehatan dan kesejahteraan hewan dalam rantai pasok telur. Namun, hingga saat ini McDonald’s belum mengeluarkan komitmen dan menetapkan batas transisi secara publik terhadap kebijakan kesejahteraan hewan dengan standar bebas sangkar (cage-free).
Hingga saat ini, lebih dari 35.500 orang telah mendukung dan menandatangani petisi online serta menuliskan pesan untuk menuntut McDonald’s Indonesia agar segera menetapkan komitmennya terhadap kesejahteraan ayam petelur di Indonesia.
“Mendengar ini membuat saya sedih, hewan juga punya hak untuk hidup yang layak. Memastikan makanan yang saya konsumsi terjaga kualitasnya dengan baik, termasuk dalam pemeliharaannya di peternakan juga menjadi hal yang penting,” tulis CE, salah satu pendukung petisi dalam website
Change.org.
Pada tahun 2015, McDonald’s telah membuat komitmen untuk secara bertahap menghapuskan sistem kandang baterai dari rantai pasokan mereka di Kanada dan Amerika Serikat dalam kurun waktu 10 tahun.
McDonald’s di kawasan Eropa juga sudah meninggalkan telur dari sistem kandang baterai sejak 2011, yang kemudian diikuti oleh Australia pada tahun 2014 dan Amerika Latin pada tahun 2016. Namun, hingga saat ini, McDonald’s Indonesia masih belum memberikan tanggapan mengenai komitmen serupa.
“Perusahaan seharusnya mampu mendengarkan suara konsumen untuk memastikan kesejahteraan hewan yang diternakkan dalam rantai pasok bahan makanan mereka,” tambah Nanda.
“Jika McDonald’s Indonesia ingin mengembalikan kepercayaan publik dan menunjukkan kepeduliannya pada konsumen, maka mengeluarkan komitmen bebas sangkar adalah hal yang perlu mereka segera lakukan,” lanjutnya./AFJ