Harga Anjlok, Petani Sawit Harapkan Peran Lebih Pemerintah – Laman 2 – SWARAKEPRI.COM
NASIONAL

Harga Anjlok, Petani Sawit Harapkan Peran Lebih Pemerintah

Pekerja memuat tandan kelapa sawit untuk diangkut ke pabrik CPO di Pekanbaru, Riau, 27 April 2022. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

Strategi Dana BPDPKS

Dewan Pembina Institut Agroekologi Indonesia (INAgri), Achmad Ya’kub, sepakat dengan pilihan untuk menghapus kewajiban menyetor dana bagi BPDPKS, sementara ini.

“Ini usulannya, pabrik membeli sawit, tetapi tidak terkena potongan dana itu. Efektif usulan petani itu, jadi tidak ada lalu lintas uang yang masuk ke pabrik, pabrik tidak perlu bayar pajak ke pemerintah,” kata Achmad ketika dihubungi VOA.

Selama ini, pemerintah memang menetapkan pungutan ekspor sawit kepada industri. Namun, kenyataannya, pungutan itu sebenarnya dibebankan kepada petani ketika menjual sawit. Jika dihilangkan, dana itu tentu cukup membantu menolong petani mengatasi situasi sulit saat ini.

Achmad juga menekankan pentingnya pengawasan dari pemerintah, terkait kepatuhan PKS membeli sawit petani sesuai harga yang ditetapkan setiap periodenya.

“Harusnya, pemerintah langsung melakukan pengawasan di PKS-PKS. Paling efekif menerjunkan dinas pertanian dan Pemda untuk memastikan harga pembelian, sesuai dengan harga yang ditentukan pemerintah di lokasi tersebut,” tambah Achmad.

Ekosistem bisnis sawit selama ini memang tidak berimbang. Industri berkonsentrasi pada produksi CPO, dengan pendirian pabrik dan penguasaan lahan. Sementara, kata Achmad, petani sibuk pada peningkatan produksi dan perluasan lahan, tanpa belajar pengolahan pasca produksi. Peran pemerintah penting untuk memperbaiki ekosistem sawit yang stagnas sejak tahun 1980-an ini, kata Achmad.

Dalam jangka menengah, jalan keluar bisa dirintis dengan mendorong koperasi petani mengolah sawit untuk minyak goreng. Achmad mengatakan, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki belum lama berkunjung ke Sumatra untuk melihat upaya ini. Minyak goreng yang diproduksi memang berwarna merah dan memiliki bau, tetapi fungsinya sama. Diperlukan sosialisasi lebih agar masyarakat bisa menerima produk minyak goreng olahan koperasi petani ini.

“Kita dorong ekosistem supply chain kelapa sawit ini tidak tergantung teknologi tinggi dan modal besar. Jadi level masyarakat pun bisa melakukan itu. Tantangan ke depan justru mempopulerkan minyak ini karena berbau dan warnanya merah. Jadi butuh waktu agar konsumen beradaptasi,”ucapnya.

Laman: 1 2 3 4 5

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Independen dan Terpercaya

PT SWARA KEPRI MEDIA 2023

To Top