Categories: BATAM

Harga Kedelai di Batam Melejit, Pengusaha Tahu Tempe Menjerit

BATAM – Tingginya harga Kedelai di Kota Batam memukul para pelaku industri mikro yang mengandalkan bahan baku dari tanaman hortikultura ini. Tak main-main, sejak empat bulan terakhir para pelaku usaha produksi Tahu Tempe mengeluhkan harga Kedelai yang mencapai Rp 570.000 per karung.

“Biasanya harga normal Kedelai sekitar Rp 370.000. Tapi empat bulan terakhir harganya mencapai Rp 570.000 per karungnya,” ungkap Sudarmin kepada swarakepri.com di Sei Lekop, Sagulung, Minggu (10/5/2021) malam.

Dengan lonjakan harga yang mencapai Rp 200.000 tersebut, Sudarmin mengaku tidak bisa mengambil untung dari usaha produksi Tahu yang ia geluti bertahun-tahun.

“Harga Tahu Tempe di pasar masih sama. Sementara bahan bakunya sangat mahal,” keluhnya.

Keluhan pengusaha mikro ini cukup beralasan. Dari harga normal Kedelai, produksi Tahu per karung atau 50 Kg, Sudarmin mengaku dapat memperoleh keuntungan kisaran Rp 200.000 hingga Rp 250.000.

“Kalau harga Kedelai saat ini Rp 570.000 ya apa yang bisa kami makan,” cetusnya.

Sudarmin juga bercerita bahwa kenaikan harga Kedelai biasanya di tandai dengan kelangkaan barang. Namun menurutnya kali ini Kedelai sama sekali tidak langka.

“Kita mau cari berapapun di distributor ada barangnya. Tapi ya harganya yang mahal,” terangnya.

Beberapa diantara pelaku industri makanan khas Indonesia ini banyak yang berhenti produksi dan beralih profesi lantaran tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Depan rumah saya ini sudah sebulan berhenti produksi. Untung ada yang ngajak kerja di proyek,” imbuh dia.

Senada, Ahmad Rondhi juga mengeluhkan tingginya harga Kedelai di pasaran. Usaha produksi Tahu yang dia rintis setahun belakangan terpaksa dihentikan.

Ia berharap pemerintah bukan hanya melihat masalah pengusaha mikro seperti mereka. Namun dapat memberikan solusi atas masalah yang kini dialami para pelaku usaha mikro seperti dirinya.

“Pemerintah harus bisa menstabilkan harga Kedelai,” kata dia.

Menurut mereka, masalah ini pernah disampaikan kepada salah seorang anggota Dewan yang kebetulan reses di Kelurahan Sei Lekop. Namun hingga kini hasilnya nihil dan harga Kedelai di pasar masih saja melejit.

Untuk itu mereka meminta agar Pemerintah Kota Batam dapat memberikan solusi dari masalah tingginya harga Kedelai.

“Kami berharap pemerintah bisa mengatasi masalah ini dengan cepat sebelum para pelaku usaha mikro pada gulung tikar dan menambah banyak jumlah pengangguran,” tutupnya penuh harap./Din

Sholihul Abidin - SWARAKEPRI

Recent Posts

CSI LRT Jabodebek Capai 4,63 di Semester I 2025, Bukti Makin Dipercaya Masyarakat

LRT Jabodebek mencatatkan capaian positif pada Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index/CSI) Semester I 2025…

1 jam ago

Rumah Terasa Sempit? Saatnya Memperbesar Ruang untuk Keluarga yang Bertumbuh

Seiring waktu, keluarga kita tidak hanya tumbuh secara emosional, tapi juga secara fisik. Anak yang…

1 jam ago

KAI Sumut Cari Pelaku Pelemparan terhadap KA di Kab. Asahan, Asisten Masinis Alami Luka di Wajah

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara mengecam keras aksi pelemparan terhadap…

2 jam ago

Cara Merawat Kompor Tanam Gas: Tips Agar Awet, Aman, dan Tetap Elegan

Inilah beberapa cara merawat kompor tanam gas agar awet, aman, dan tetap elegan. Dengan rutin…

7 jam ago

BRI KCP Kalisari dan Kecamatan Pasar Rebo Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pemanfaatan AI

Jakarta Timur – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan…

9 jam ago

Tanam 16.000 Bibit Mangrove, PT Pelindo Solusi Logistik Perkuat Ekosistem Blue Carbon untuk Mitigasi Perubahan Iklim

PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo mempertegas komitmennya mendukung upaya global…

9 jam ago

This website uses cookies.