Bibit Wahyudianto tiba di Batam
BATAM – Setelah memulai perjalanan keliling Indonesia sejak 9 November 2015 lalu, Bibit Wahyudianto (53), penyandang cacat warga Blitar, Jawa Timur tiba di Kota Batam dengan motor roda tiga bernomor Polisi AG 8551 L miliknya, Selasa(23/2/2016).
Dengun penuh semangat, Bibit yang memiliki misi mengkampanyekan hak-hak penyandang cacat ini, turun dari motor kebanggaannya di kantor DPRD Kota Batam. Di gedung rakyat ini, Bibit berencana akan menemui Wakil Ketua DPRD Batam, Zainal Abidin
“Saya baru dari dalam jumpa pak Zainal. Saya disambut sangat baik didalam,” ujarnya sambil tersenyum.
Ia mengatakan misinya untuk keliling Indonesia dalam kondisi cacat kedua kaki adalah mengkampanyekan hak penyandang cacat agar tidak malu ataupun minder dan harus berdikari seperti manusia normal.
“Saya ingin membuktikan kepada para penyandang cacat bahwa cacat bukan halangan untuk keliling Indonesia,” ujarnya.
Setelah mengunjungi kota Batam, Bibit mengaku akan kembali melanjutkan perjalanan menuju kota Tanjung Pinang dan kota-kota lainnya.
“Sebelumnya saya dari Karimun, dan akan kembali melanjutkan perjalanan ke Tanjung Pinang,” pungkasnya sambil menaiki motor roda tiga miliknya.
Hebatnya, meskipun penyandang cacat, Bibit tidak mau membebani orang lain di kota yang disinggahinya. Didalam motor roda tiga miliknya, dilengkapi dengan peralatan masak dan perlengkapan untuk tidur seadanya.
(red/CR 2)
Inilah beberapa cara merawat kompor tanam gas agar awet, aman, dan tetap elegan. Dengan rutin…
Jakarta Timur – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan…
PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo mempertegas komitmennya mendukung upaya global…
PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) percaya bahwa penguatan penerapan Tata Kelola, Manajemen…
Pernikahan sering kali dianggap sebagai momen paling berharga dalam hidup seseorang. Ia bukan hanya tentang…
Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…
This website uses cookies.