Ekonom Usulkan Insentif Untuk Percepat Vaksinasi
Ekonom Senior Chatib Basri mengungkapkan keluarnya Indonesia dari kondisi resesi ekonomi memang menandakan bahwa ada perbaikan dalam kondisi perekonomian di Tanah Air yang dimulai pada triwulan-II 2021 ini.
“Pertumbuhan yang tinggi ini terjadi karena datanya year in year (yoy), dimana kita membandingkannya dengan Q-II 2020 yang pada waktu itu kontraksinya minus 5,3 persen. Jadi ini adalah kombinasi dari perbandingan terhadap tahun lalu yang low based, ditambah pertumbuhan yang terjadi di dalam triwulan-II, dan pertumbuhan di triwulan-II ini konsisten terlihat dari leading indicators termasuk PMI yang naik secara signifikan yang menunjukkan produksinya jalan,” ungkap Chatib.
Mantan Menteri Keuangan ini menjelaskan sejumlah indikator tersebut antara lain pertumbuhan penjualan mobil yang naik hingga 758,68 persen, dan penjualan motor yang melonjak 268,64 persen. Hal ini katanya dipengaruhi juga oleh pemberian insentif PPnBM oleh pemerintah.
Selain itu, ia menilai bahwa perbaikan ekonomi ini sebagai dampak dari mobilitas masyarakat yang kembali bergerak usai adanya pelonggaran dalam kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Apa lesson learn? Satu hal yang penting adalah mengenai mobilitas. Itu kelihatan sekali ketika mobilitas dibuka dari periode April-Juni ekonominya bergerak. Persoalannya adalah kita selalu ada di dalam dilema, karena mobilitas kalau dibuka terlalu jauh juga memiliki risiko cases yang naik. Sehingga pandeminya menjadi muncul yang seperti kita hadapi sekarang. Kemudian harus diketatkan lagi,” jelasnya.
Chatib mengatakan, untuk memastikan roda perekonomian berjalan aman, pemerintah perlu mempercepat program vaksinasi COVID-19 dengan memberikan insentif kepada masyarakat yang bersedia divaksin. Pemerintah, katanya, bisa mengalihkan dana bantuan sosial (bansos) untuk kebutuhan pemberian insentif itu.