Indonesia Usulkan Blok Produsen Nikel dalam Pembicaraan dengan Kanada

Indonesia telah mengusulkan pembentukan blok produsen nikel utama dunia yang serupa dengan kartel minyak OPEC dalam pembicaraan dengan Kanada, kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, sementara Kanada juga merupakan produsen utama mineral tersebut, menurut data Survei Geologi Amerika Serikat. “Melalui kerjasama tersebut, kami berharap semua negara penghasil nikel dapat memperoleh keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang adil,” kata Bahlil, menurut pernyataan kementerian itu.

Usul itu disampaikan ketika Bahlil bertemu Menteri Perdagangan Kanada Mary Ng di sela-sela KTT G20 di Bali.

Ia mengatakan sebuah organisasi yang mirip dengan OPEC, kelompok yang terdiri dari 13 negara penghasil minyak, dapat membantu mengatur dan merampingkan kebijakan nikel, mineral utama yang digunakan untuk membuat baterai, termasuk untuk kendaraan listrik, baja tahan karat, dan ponsel.

Foto udara ini memperlihatkan kegiatan smelter nikel di Virtue Dragon Nickel Industry (PT VDNI) di Konawe, 21 September 2022. (ANDRY DENISAH/AFP)

Bahlil sebelumnya melontarkan gagasan pengelompokan tersebut dalam wawancara dengan Financial Times pada Oktober lalu. Ia mengatakan ketika itu bahwa Indonesia masih merumuskan struktur kelompok itu.

Ng mengatakan dalam pernyataannya bahwa kedua negara dapat menjajaki proposal Kerjasama. Ia menambahkan bahwa Indonesia dan Kanada memiliki visi yang sama untuk mengoptimalkan sumber daya mereka secara berkelanjutan.

Indonesia telah melarang ekspor bijih nikel mentah sejak tahun 2020 sebagai upaya untuk mendorong investasi di industri hilir dalam negeri, sehingga memicu sengketa perdagangan dengan Uni Eropa.

Pemerintah Indonesia telah menggembar-gemborkan rencana menjadikan negara itu sebagai pusat kendaraan listrik. Nikel digunakan dalam baterai litium yang menggerakkan mobil bebas bensin.

Rencana ini telah menarik perhatian beberapa perusahaan asing di industri pemrosesan baterai nikel, termasuk Tsingshan Holding Group, perusahaan China./VOA

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Sidang Gugatan PTPN IV, Ahli Sebut Klaim Rp140 Miliar Terhadap Masyarakat Tidak Berdasar

RIAU - Sidang gugatan dan klaim PTPN IV regional III sebesar Rp140 Miliar terhadap Koperasi…

1 hari ago

Di Balik Yayasan Jumat Pagi, Ada Sosok Ir. Novrizal dan Relawan yang Tak Pernah Lelah

LINGGA – Dari langkah kecil yang dilakukan dengan tulus, sebuah gerakan sosial bernama Jumat Pagi…

2 hari ago

Umumkan Idul Fitri 31 Maret 2025, Ketua MUI Siak Hulu Juga Sampaikan Hal Penting ini

RIAU - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Siak Hulu H. Azmi Tamin Aminullah resmi…

2 hari ago

Kerugian Negara Kasus Korupsi Revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar Masih Dihitung

BATAM - Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepri, Kombes Silvestre Simamora mengatakan kerugian negara…

4 hari ago

PT. RBM Bangun Gedung Fakultas Kedokteran PTN Pertama di Kepri

KEPRI - PT. Rancang Bangun Mandiri (PT. RBM) resmi menjadi kontraktor pelaksana pembangunan Gedung Fakultas…

4 hari ago

WSBP Catatkan Pertumbuhan Pendapatan 31,58% Sepanjang 2024

Jakarta, Maret 2025. PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan…

4 hari ago

This website uses cookies.