Categories: Karimun

Ini Kata Rafiq soal Harga Karet

KARIMUN -Bupati Karimun Aunur Rafiq mengaku sampai saat ini pemerintah daerah belum mampu memberikan solusi kepada para petani karet terkait rendahnya harga jual yang saat ini masih berkisar Rp5000 per kilogram.

 

Hal itu ia sampaikannya ke petani di Desa Teluk Radang Kecamatan Kundur Utara yang menggarap lahan pemerintah dan dijadikan sebagai area persawahan dan palawija, Selasa (16/2).

 

“Pemerintah daerah belum mampu memberikan solusi terkait rendahnya harga jual karet saat ini. Yang bisa kita lakukan adalah menstabilkan harga barang. Seperti sekarang ini ada beras subsidi dengan harga berkisar Rp8400 per kilogram dan jauh dari harga beras di toko-toko mencapai Rp14.000 per kilogram. Jadi masalah karet ini pemerintah daerah belum dapat mencari solusinya,” kata Rafiq.

 

Kondisi ini, kata Rafiq, diakibatkan oleh teknologi canggih di salah satu negara maju dengan karet sintetis, kualitasnya hampir sama dengan karet asli. Bahkan kualitasnya sama dan harganya lebih murah. Makanya harga karet sekarang semakin turun. Kendati demikian lanjutnya, pemerintah akan tetap memperhatikan kualitas karet, dengan cara mencarikan bibit unggul serta memberikan pupuk.

 

“Makanya harga karet terus anjlok dan tidak mampu untuk kembali naik. Untuk mencarikan solusi mensubsidi rakyat dengan membuat koperasi serta membuat badan usaha daerah dengan cara menampung karet para petani pun kita belum mampu. Karena pemerintah daerah saat ini tengah mengalami devisit anggaran baik itu Pemrpov Kepri mapun Pemkab Karimun,” jelasnya.

 

Rafiq pun merasa heran dengan fenomena harga jual karet sekarang ini. Ketika harga turun ramai-ramai warga menebang karet dan melapangkan kebunnya lalu ditanami gambir. Kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun silam yang terus silih berganti antara gambir dengan karet.

 

“Kalau gambir naik petani tebang karet lalu tanam gambir. Kalau gambir turun dan karet naik maka gambir dibabat lalu kembali ditanami karet. Saya pun heran dengan fenomena seperti ini, makanya kedepan mudah-mudahan tidak lagi terjadi seperti ini,” ungkapnya.

 

Pantauan dilapangan, memang didapati ada ratusan hektar lahan karet yang telah ditebangi sehingga kebun karet warga menjadi gundul yang direncanakan bakal ditanami gambir. Kondisi ini dapat dilihat disepanjang jalan Desa Teluk Radang Kecamatan Kundur Utara menuju kearah Batu 14 Kecamatan Kundur Barat, yang telah banyak lahan gambir setinggi dada orang dewasa.

 

(red/HK)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

4 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

5 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

6 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

12 jam ago

Uji Kompetensi Bahasa Inggris, 32 Tim Peserta Ikuti Yos Sudarso Debating Championship 2024

BATAM - Yos Sudarso Debating Championship 2024 mulai digelar hari ini, Sabtu (21/09/2024). Kepala Sekolah…

13 jam ago

Gugatan HNSI Batam terhadap Kapal MT Arman 114 Diputus N.O

BATAM – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan Niet Ontvankelijke Verklraad(N.O) atas gugatan Perbuatan…

13 jam ago

This website uses cookies.