Categories: Karimun

Ini kata Yosli soal Kapal Laboratorium Karimun

KARIMUN – swarakepri.com : Dugaan adanya mark up biaya pelaksanaan operasional dan perawatan Kapal Laboratorium di Badan Lingkungan Hidup(BLH) ditanggapi santai Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Karimun M Yosli.

“Kapal apa itu? baru apa lama? kalau anggaran sebesar itu wajar saja, karena sudah termasuk biaya minyak,” ujarnya enteng, Kamis(18/6/2015) siang.

Ketika ditanya lebih lanjut soal penggunaan anggaran perawatan kapal bantuan dari Pemerintah Pusat tersebut, Yosli berdalih akan menanyakan Kepala Badan Lingkungan Hidup(BLH) Pemkab Karimun.

“Nanti saya tanya Amzon,” ujarnya mengelak.

Hingga berita ini diunggah, Amzon belum berhasil dimintai klarifikasi soal dugaan mark up biaya perawatan kapal laboratorium tersebut.

Diberitakan sebelumnya biaya pelaksanaan operasional dan perawatan Kapal Laboratorium di Badan Lingkungan Hidup(BLH) Pemerintah Kabupaten Karimun sebesar Rp 320 juta dari APBD Tahun 2013 diduga terjadi penyimpangan dan mark up.

Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, Kapal laboratorium bantuan dari Pemerintah Pusat yang saat ini sedang teronggok di pelalantar milik warga yang berada di belakang Kantor Imigrasi Karimun. Kapal tersebut sama sekali tidak dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan laboratorium.

Padahal tujuan dari penggunaan kapal laboratorium ini adalh untuk meningkatkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang lingkungan hidup di Karimun.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan(PPTK) Kapal Laboratorium Karimun, Rosli Hendri ketika dikonfirmasi berdalih bahwa fasilitas dan peralatan laboratorium pada kapal tersebut memang tidak ada. Namun ia enggan menjelaskan penggunaan biaya perawatan kapal senilai Rp 320 juta tersebut.

“Jangan salah persepsi, kapal tersebut cuma namanya saja kapal laboratorium, tapi fasilitas dan peralatan memang tidak ada. Biar lebih jelas konfirmasi aja sama Hasan selaku PPTK tahun 2103,” ujarnya mengelak, Rabu(17/6/2015) siang.

Hal berbeda disampaikan salah satu staf di BLH karimun yang enggan namanya dipublikasikan. Ia membeberkan bahwa biaya Rp 320 juta tersebut digunakan untuk uji Laboratorium ke Batam, biaya bensin, bayar gaji penjaga kapal dan biaya tambat kapal.

Untuk diketahui untuk melakukan uji laboratorium hanya dikenakan biaya sebesar Rp 85 ribu dan biaya tambat kapal per bulan hanya Rp 500 ribu. (red/bes)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BRI Region 6/Jakarta 1 Dukung Program Pemerintah Melalui Partisipasi dalam ASN Expo 2025

Jakarta, 13–14 November 2025 – BRI Region 6/Jakarta 1 turut berpartisipasi dalam gelaran ASN Expo…

11 menit ago

Mendorong UMKM Rental Motor Go Digital bersama YourBestie

Rental motor kini menjadi salah satu sektor transportasi yang tidak kalah penting dibandingkan rental mobil…

1 jam ago

ALFI CONVEX 2025 Resmi Dibuka, akan Dorong Transformasi Logistik Menuju Indonesia Emas 2045

Gelaran ALFI CONVEX 2025 pertama resmi dibuka dan berhasil menarik lebih dari 2000 pengunjung di…

2 jam ago

Program Desa Emas Dorong Pertumbuhan Ekononomi Desa Mandiri Melalui Kegiatan Golden Pitch – Demoday 2025

Jakarta, 8 November 2025 – Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), berkolaborasi dengan Yayasan Indonesia Setara,…

4 jam ago

Lintasarta Perkuat Peran Sentral sebagai Penggerak Konektivitas AI Indonesia

JAKARTA, Selasa 11 November 2025 – Sebagai AI Factory dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Group,…

4 jam ago

BRI Jatinegara Region 6 Jakarta 1 Gelar Tenant Gathering di Mall Basura City

BRI Branch Office Jatinegara menyelenggarakan kegiatan Tenant Gathering yang bertempat di Mall Basura City, Jakarta…

4 jam ago

This website uses cookies.