Intan : Saya Trauma dengan Penegak Hukum di Batam

Terkait Penetapan Penahanan Pengadilan Tinggi Pekanbaru

BATAM – swarakepri.com : Terdakwa kasus pemalsuan dokumen kapal MV Eagle Prestige, Hamidah Asmara Intani Merialsa alias Intan mengaku heran dengan adanya surat perintah penahanan dari Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang berlaku surut.

“Apakah Pengadilan Tinggi tahu kalau saya bebas demi hukum? Dan mengapa perintah penahanan berlaku surut? Rekayasa hukum sesat pasti tak akan sempurna karena Tuhan tak pernah tidur!” tegas Intan kepada SWARAKEPRI.COM, tadi malam, Selasa(16/12/2014).

Intan juga mengaku telah diperlakukan tidak adil oleh oknum-oknum aparat penegak hukum di Polda Kepri.

“Apakah pelapor WN Malaysia bisa sesuka hati menganiaya saya bangsa Indonesia dg melawan UU dan memperalat oknum2 para penegak hukum yg dibayar mahal? Sy cuma perempuan biasa yang terlahir dari perempuan, jangan dibuat seakan2 seperti penjahat kls kakap yang berbahaya!” tegasnya.

Ketika disinggung terkait oknum-oknum aparat penegak hukum tersebut, Intan mengaku masih trauma dengan oknum2 pejabat Polda Kepri dan pelapor yang telah merancang sebuah penahanan terhadapnya seperti seorang teroris.

“Saya masih trauma dengan oknum2 para penegak hukum di Batam yg tdk manusiawi dan dibutakan dg uang. Rumah saya dirampok, semua orang takut membantu sy melawan orang2 super power,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya Kejaksaan Negeri(Kejari) Batam belum melakukan penahanan terhadap terdakwa kasus pemalsuan dokumen kapal MV Eagle Prestige, Hamidah Asmara Intani Merialsa alias Intan hingga hari ini, Senin(16/12/2014).

Kinerja Kejaksaan Negeri Batam selaku pihak yang berwenang untuk melaksanakan penetapan Hakim patut dipertanyakan mengingat Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah menerbitkan surat penetapan penahanan sebanyak dua kali yakni surat nomor 1211/Pen.Pid/2014/PT.PBR tanggal 24 oktober 2014 dan 1223/Pen.Pid/2014/PT.PBR tanggal 31 oktober 2014.

Kasi Pidum Kejari Batam, M Ali Akbar sebelumnya beralasan belum bisa melaksanakan penetapan Pengadilan Tinggi Pekanbaru karena ada kekeliruan pada surat penetapan dari Hakim Pengadilan Tinggi.

“Pada dasarnya kami akan lakukan penahanan terhadap terdakwa Intan, tapi ada hal-hal tertentu yang keliru dalam surat penetapan tersebut yang masih perlu diperjelas,” ujarnya kamis lalu(11/12/2104). (redaksi)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

52 menit ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

2 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

8 jam ago

Uji Kompetensi Bahasa Inggris, 32 Tim Peserta Ikuti Yos Sudarso Debating Championship 2024

BATAM - Yos Sudarso Debating Championship 2024 mulai digelar hari ini, Sabtu (21/09/2024). Kepala Sekolah…

8 jam ago

Gugatan HNSI Batam terhadap Kapal MT Arman 114 Diputus N.O

BATAM – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan Niet Ontvankelijke Verklraad(N.O) atas gugatan Perbuatan…

9 jam ago

Inovasi Pengembangan Infrastruktur, BP Batam Dianugerahi Awarding tvOne

BATAM - Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) mendapatkan Penghargaan Inovasi Pengembangan Infrastruktur dalam Malam Penganugerahan…

9 jam ago

This website uses cookies.