Categories: HUKRIM

JPU Belum Siap, Sidang Tuntutan Kasus WNA Asal Inggris Ditunda

Terkait Dugaan Penyalahgunaan Izin Tinggal Keimigrasian

BATAM – swarakepri.com : Pembacaan tuntutan dua terdakwa warga negara Inggris Neil Richard George Bonner(32) dan Rebecca Bernadette Margaret Prosser(31) yang terjerat kasus dugaan penyalahgunaan izin tinggal keimigrasian ditunda saat persidangan, Senin(19/10/2015) pukul 14.45 WIB di Pengadilan Negeri Batam.

Jaksa Penuntut Umum(JPU) Bani Immanuel Ginting mengaku belum bisa membacakan tuntutan dikarenakan masih ada tahapan yang belum selesai.

“Tuntutan belum bisa kami bacakan yang mulia, karena rencana tuntutan(rentut) belum turun dari pimpinan,” ujar Bani menjawab pertanyaan Majelis Hakim.

Sementara itu Penasehat Hukum kedua terdakwa Aristo Pangaribuan mengaku sangat kecewa karena pembacaan tuntutan harus tertunda karena alasan birokrasi di Kejaksaan.

“Kami terutama kedua terdakwa kecewa berat yang mulia. Kami sudah menunggu selama 10 hari untuk mendengarkan tuntutan JPU. Tapi hanya karena alasan birokrasi, klien kami mengalami ketidakpastian sambil menunggu tuntutan,” tegas Aristo.

Dalam persidangan Aristo juga mengeluhkan jadwal persidangan yang selalu tidak tepat waktu. “Jam sidang juga selalu terlambat. Seolah-olah waktu kita tidak ada harganya,” ujarnya.

Aristo juga meminta Majelis Hakim agar mengingatkan JPU untuk berkomitmen dalam menjalankan jadwal persidangan.

“Apakah terdakwa harus menanggung kerugian karena birokrasi? Kalau Kamis tidak siap apa kebijakan dari Majelis,” kata Aristo.

Menanggapi kekecewaan Penasehat Hukum kedua terdakwa, Ketua Majelis Hakim Wahyu Prasetyo didampingi Budiman Sitorus dan Juli Handayani mengaku tetap harus menunggu tuntutan JPU untuk bisa menjatuhkan putusan dalam kasus tersebut.

“Kami harus menunggu tuntutan. Bagaimana kami mau vonis kalau belum ada tuntutan,” jelasnya.

Wahyu juga mengatakan bisa memahami kekecewaan yang dirasakan kedua terdakwa. Namua demikian Majelis Hakim menurutnya tetap harus menunggu tuntutan dari JPU sesuai dengan sistem peradilan yang ada di Indonesia.

“Sidang ditunda hari Kamis tanggal 22 Oktober 2015 jam 10 pagi,” ujar Wahyu sambil mengetok palu.

Seperti diketahui kedua terdakwa dijerat pasal 122 huruf a UU Nomor 06 tahun 2011 tentang Keimigrasian Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara. (red/rudi)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

4 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

5 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

6 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

12 jam ago

Uji Kompetensi Bahasa Inggris, 32 Tim Peserta Ikuti Yos Sudarso Debating Championship 2024

BATAM - Yos Sudarso Debating Championship 2024 mulai digelar hari ini, Sabtu (21/09/2024). Kepala Sekolah…

12 jam ago

Gugatan HNSI Batam terhadap Kapal MT Arman 114 Diputus N.O

BATAM – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan Niet Ontvankelijke Verklraad(N.O) atas gugatan Perbuatan…

13 jam ago

This website uses cookies.