Categories: NASIONAL

Kericuhan di Kanjuruhan: TGIPF Siap Beri Rekomendasi, Kapolri Copot Kapolda Jatim

Ribuan pendukung Arema FC yang dikenal sebagai Aremania mendatangi Balai Kota Malang pada Rabu (5/10) malam untuk menggelar acara doa bersama atas insiden Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10). (Foto: VOA/Indra Yoga)

Pintu Keluar-Masuk Stadion Tak Memadai

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, seusai pertandingan sepak bola antara Arema FC Malang dan Persebaya Surabaya – yang berakhir dengan kemenangan Persebaya – menewaskan sedikitnya 131 orang dan melukai hampir 300 lainnya. Akibat insiden ini seluruh kompetisi Liga Indonesia, yakni Liga 1, 2 dan 3 resmi ditangguhkan.

VOA sempat menemui langsung salah seorang penonton yang selama dari kericuhan itu. Jonathan Rizky, salah satu Aremania (julukan bagi penggemar Arema FC -red) mengatakan saat kericuhan terjadi ia berada di kelas VIP dan mencari jalan keluar lewat pintu terdekat. Namun, saat menyusuri lorong menuju pintu keluar, ia melihat sejumlah orang bergelimpangan.

Ia menyurutkan niatnya keluar dari stadion itu, dan memilih membantu sebagian orang yang luka-luka atau mengalami sesak nafas akibat lontaran gas air mata yang diarahkan polisi untuk membubarkan massa yang merangsek ke tengah lapangan.

Rizky mengatakan akses pintu keluar tidak sebanyak jumlah penonton di stadion itu. Pihak penyelenggara diketahui menjual sedikitnya 42.000 tiket, jauh melampaui kapasitas stadion 38.000 orang.

Itulah sebabnya Rizky, sesuai arahan salah seorang petugas Arema FC memintanya membawa korban yang membutuhkan oksigen dari lorong-lorong stadion yang penuh sesak, ke tengah lapangan yang lebih longgar.

Lain lagi dengan Via Soraya, suporter Arema FC, yang mengatakan mulai merasakan asap gas air mata ketika mulai berdesakan mencari jalan keluar.
Perempuan yang sudah beberapa kali menonton pertandingan sepak bola di stadion-stadion di Malang, Bandung dan Bali, menilai standar pintu masuk keluar di Stadion Kanjuruhan tidak memadai, terutama dalam situasi panik sebagaimana yang terjadi pada 1 Oktober lalu.

Via berharap kelak panitia pelaksana lebih siap menyelenggarakan pertandingan, dan mendorong aparat keamanan untuk menggunakan alternatif lain guna menenangkan massa, bukan dengan melontarkan gas air mata. “Membubarkan massa dengan anjing penjaga saja sebenarnya sudah cukup, karena massa pastinya akan takut membuat kerusuhan.”

Page: 1 2 3

Redaksi - SWARAKEPRI

View Comments

Recent Posts

Qi An Xin Mendalami Taktik APT ‘NightEagle’

Pada Pameran Keamanan Siber Pertahanan Internasional "CYDES 2025", perusahaan keamanan siber Qi An Xin untuk pertama…

18 jam ago

Strategi Pensiun Dini dari Kontrakan dengan Reksa Dana

"Enak ya, kalau nanti bisa pensiun muda dan tetap hidup nyaman dari hasil kontrakan." Kalimat…

19 jam ago

Belanja Jadi Bitcoin? Jepang Uji Program Tukar Poin ke BTC & XRP!

SBI Group, konglomerat keuangan besar di Jepang, baru saja meluncurkan program inovatif yang memungkinkan pemegang…

21 jam ago

New Look, New Experience: Stasiun Tanah Abang Garapan PTPP Hadirkan Fasilitas Ramah Publik dan Siap Tampung 300 Ribu Penumpang

Jakarta, 11 Juli 2025 – PT PP (Persero) Tbk (“PTPP”) mencatat prestasinya kembali. Kali ini selesainya…

2 hari ago

Terra Drone Indonesia Dukung PTSL di Kabupaten Nagan Raya Lewat Pemetaan Udara Berbasis Drone

Jakarta, 11 Juli 2025 - Dalam upaya mendukung kelancaran Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)…

2 hari ago

Uji Layanan Penitipan Barang di Stasiun Halim Mulai Diminati Pengguna

LRT Jabodebek terus menghadirkan inovasi untuk meningkatkan kenyamanan perjalanan pengguna. Salah satunya melalui layanan penitipan…

2 hari ago

This website uses cookies.