BATAM – Asap hitam membumbung tinggi. Suara sirine bertalu-talu bercampur teriakan dan bunyi letusan gas air mata. Abu ban di bakar menambah hitam warna aspal. Ratusan pohon tumbang dan berserak menutup jalan.
Ribuan tim terpadu gabungan Polisi, Tentara, Direktorat Pengamanan (Ditpam) dan Satpol PP dengan kendaraan lengkap mirip pasukan perang.
Perlahan, rombongan itu menerobos jalanan yang penuh pohon tumbang. Suasana jelas tegang. Bahkan mencekam. Ratusan kendaraan mengatre panjang. Macet total. Sebagian lagi putar balik menuju Batam karena putus asa.
Rumah warga dan warung di pinggir jalan banyak yang memilih tutup. Sebagian warga hanya menonton di tepi jalan menyaksikan arak-arakan rombongan tim terpadu.
Pohon-pohon besar dipinggir jalan ampuh menjadi “senjata” bagi warga yang melakukan penghalauan. Pohon yang tumbang dijalanan itu sangat efektif memperlambat gerakan tim terpadu. Begitulah gambaran singkat jalan raya pulau Rempang Kamis (7/9/2023) sore ini.
Hingga Pada pukul 17.54 Wib jalanan belum juga menunjukkan tanda-tanda lancar. Di depan jalan, masih saja banyak pohon-pohon melintang yang memblokade rombongan tim gabungan.
Sementara di sisi lain, pihak warga Pulau Rempang, seperti apa situasinya tak banyak yang tahu.
Pantauan SwaraKepri, ratusan warga kampung sembulang menjaga simpang kampung masing-masing.
Setidaknya sekitar seribu warga stanby di Simpang Rejeki. Sebuah pertigaan yang menghubungkan jalur utama dari jalan raya menuju Kelurahan Sembulang.
Menurut peta perencanaan pembangunan Rempang Eco City, Kampung Sembulang ini menjadi kawasan pertama yang akan dibangun sebuah pabrik.
Kampung Sembulang juga lah yang menjadi tujuan rombonga tim terpadu hari ini untuk memasang patok./Din/Shafix
Pingback: Polemik Rempang, Komnas HAM Panggil Kepala BP Batam Hingga Gubernur Kepri – SWARAKEPRI.COM
Pingback: Penjelasan Kapolresta Barelang Soal Kegiatan Tim Terpadu di Pulau Rempang – SWARAKEPRI.COM