Laporan terakhir dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan tragedi itu menelan korban jiwa sebanyak 125 orang. Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat 174 meninggal, 11 luka berat dan 298 luka ringan.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Muhadjir Effendy menyesalkan tragedi kerusuhan suporter tersebut.
“Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran, dan tidak terjadi lagi. Korban di Rumah Sakit dilayani gratis, ada santunan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jatim dan Pemkab Malang,” katanya.
Mengenai kerusahan tersebut, Muhadjir menjelaskan aparat Kepolisian tengah melakukan investigadi dan mengumpulkan fakta lapangan. “Presiden meminta dilakukan investigasi secepat mungkin dan harus ada yang bertangungjawab. Sementara Liga Sepak Bola dihentikan,” ujarnya.
Muhadjir melihat kondisi Stadion Kanjuruhan, Kepanjen. Sejumlah bangkai kendaraan berserakan di depan stadion. Polisi berjaga dan dipasang garis polisi di pintu masuk stadion Kanjuruan. “Di dalam gak karu-karuan, chaos ada keributan,” katanya usai melihat kondisi stadion.
Bupati Malang Sanusi menyatakan seluruh biaya perawatan korban ditanggung Pemerintah Kabupaten Malang. Termasuk biaya pengobatan di rumah sakit swasta. Sebanyak 180 korban luka dirawat di RSUD Kanjuruhan, dan rumah sakit lainnya di sekitar Malang. “Biaya perawatan menjadi tanggungan Pemkab Malang,” katanya.Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa menyampaikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur fokus menangani tanggap darurat pasca insiden. Pemerintah Provinsi memberikan santunan takziah Rp 10 juta untuk masing-masing korban meninggal. Sedangkan korban luka diberi santunan Rp 5 juta. “Santunan takziah. Bagian dari empati bagi korban,” katanya.
Kepala RSUD Kanjuruhan Kepanjen Bobi Prabowo menjelaskan jika secara umum banyak korban yang mengalami trauma atau cedera akibat terinjak dan berdesak-desakan. Selain itu, juga mengalami sesak nafas dan terdampak asap. “Ganguan pernafasan karena asap, terinjak menjadi satu. Perlu diperiksa lebih lanjut untuk menentukan penyebab utama,” katanya.
Sedangkan sejumlah jenazah dengan wajah membiru, Bobi menjelaskan jika kulit wajah mengalami iritasi akibat gas air mata. “Ada yang luka berat, cedera otak. Trauma akibat benturan dan hipoksia karena kekurangan oksigen,” katanya.