BATAM – Puluhan kios liar yang berdiri di lahan buffer zone, Lancang Kuning, Kelurahan Sagulung Kota, Kecamatan Sagulung, Batam disulap menjadi lokasi prostitusi berkedok panti pijat.
Keberadaan pijat plus-plus yang diduga beroperasi selama 24 jam tersebut sangat meresahkan warga sekitar, apalagi beberapa hari kedepan akan memasuki Ramadhan.
SR (36) salah seorang pedagang di sekitar kios mengungkapkan bahwa kegiatan pijat plus-plus ini sudah berlangsung lama, dan belum pernah ditindak oleh Pemerintah dan aparat hukum yang ada.
“Kami sangat keberatan kios yang seharusnya untuk berdagang, justru dijadikan pijat plus-plus. Parahnya belum ada tindakan Pemko maupun aparat hukum,” ujarnya kepada AMOK Group, Jumat (3/6/2016) siang.
Dia mengatakan para pekerja panti pijat itu duduk berjejer di depan kios menawarkan jasanya. Mereka juga terkadang menghentikan kendaraan yang melintas untuk mendapatkan pria hidung belang.
“Kalau malam berjejer rapi seperti show room Massage Nagoya,” ujar pria dua anak ini.
RK, salah seorang pekerja pijat plus-plus mengaku sudah menggeluti pekerjaan ini sejak dua tahun lalu. Sebelumnya hanya pijat tradisional, tapi karena pelanggan sepi beralih menjadi pijat plus-plus.
“Dulu pekerja galangan datang hanya untuk pijat saja mas, tapi karena sepi, terpaksa menyediakan plus-plus untuk bertahan hidup,” ujarnya.
Berita sebelumnya, Kepolisian Resort Kota(Polresta) Berelang segera membidik mucikari dan germo bisnis prostitusi berkedok panti pijat kawasan Sagulung dan Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau.
“Kalau mucikari kan berarti ada germonya? kita akan lidik germo nya dan untuk korban akan kita proses,” ujar Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Memo Ardian kepada AMOK Group, Senin(30/5/2016) siang.
Memo mengatakan pihaknya tidak bisa langsung melakukan penggerebekan sebelum memiliki bukti yang jelas.
“Kalau memang ada permucikarian, kita tangkap dan langsung kita tindak,” tegasnya.
(red/ron)