Categories: OPINI

Menelisik Penyelewengan BBM Bersubsidi di Batam

BATAM – swarakepri.com : Dari sebanyak 450 ton kuota solar bersubsidi yang diberikan Pertamina kepada 33 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum(SPBU) yang ada di Batam untuk kebutuhan masyarakat setiap harinya, Diperkirakan sebanyak 200 Ton diduga diselewengkan oleh “para maling solar” ke lokasi gudang penimbunan solar yang ada di Batam.

Angka 200 Ton yang diduga diselewengkan tersebut diperoleh dari perhitungan sederhana. Dari sebanyak 33 SPBU yang ada, jika diasumsikan setiap SPBU memperoleh kuota 13 Ton per hari, setengah dari kuota tersebut diduga dijual ke gudang penimbun solar oleh para pelansir yang ada. “6 Ton X 35 SPBU = 198 Ton.”

Untuk mengendus aktifitas para maling solar di SPBU tidak sulit, karena dilakukan dengan terang-terangan. Dengan menggunakan jasa para pelansir yang menggunakan mobil modifikasi ratusan ton solar bersubsidi dengan cepat terbang ke lokasi gudang penimbunan solar.

Hingga saat ini aktifitas penyelewengan solar subsidi tersebut masih terus berlangsung meskipun beberapa hari lalu telah dilakukan razia oleh unsur Muspida Kota Batam yakni dari Pemko Batam bekerjasama dengan Kepolisian dan TNI. Anehnya razia tersebut justru dianggap angin lalu oleh para maling solar. Tidak mau kalah, Pemko Batam kembali menggandeng Muspida Batam dan pihak SPBU untuk mengantisipasi penyelewengan solar dengan rencana pemasangan CCTV di setiap SPBU.

Sekilas rencana pemasangan CCTV di SPBU memang bisa dianggap masuk akal untuk melakukan antisipasi, namun tingkat keberhasilannya dianggap sangat minim mengingat konspirasi penyelewengan solar subsidi dari SPBU di Batam tidak hanya dilakukan mobil pelansir solar, namun diduga juga melibatkan banyak pihak yakni Pertamina, Disperindag Kota Batam, Pemilik SPBU dan Pemilik Gudang penimbunan solar.

Pertanyaan yang menggelitik adalah apakah mungkin Keberadaan kartel mafia solar di Batam yang sudah cukup lama merampok hak masyarakat ini hanya diselesaikan dengan pemasangan CCTV di SPBU?

Membahas mafia solar bersubsidi di Batam tentunya terlalu sederhana jika hanya membicarakan mobil pelansir solar, jika ada yang harus dicurigai dan harus bertanggung jawab adalah pihak Pertamina sendiri, karena tidak pernah transparan menyampaikan kepublik berapa jumlah kuota solar bersubsidi untuk Batam.

Bukan tidak mungkin hiruk pikuk razia pelansir solar di SPBU yang terjadi beberapa hari belakangan ini hanya untuk menutupi penyelewengan yang lebih besar yang telah dilakukan oleh pihak Pertamina itu sendiri.

Sementara itu pihak Disperindag Batam juga tidak lebih baik dari Pertamina, dengan dalih keterbatasan wewenang, Dinas yang dipimpin Amsakar Achmad ini bahkan tidak pernah punya nyali untuk memberikan sanksi tegas kepada pemilik gudang penimbun solar yang secara terang-terangan melanggar ijin yang diberikan. Anehnya jumlah gudang penimbun solar di Batam saat ini justru bertambah.

Lalu bagaimana dengan pemilik SPBU dan gudang penampung solar? kedua pelaku bisnis solar ini bisa jadi hanya pelaksana teknis dilapangan sama dengan jasa pelansir solar yang selama ini paling sering disorot ketika solar bersubsidi langka di SPBU.

Dari informasi yang berkembang dimasyarkat, pemilik SPBU, gudang penimbun solar, dan pelansir solar dikendalikan oleh beberapa kartel mafia solar yang memiliki pengaruh kuat di Batam. Mereka bisa saja dari kalangan politisi, Penguasa(pemerintah) dan pengusaha.***

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BINUS @Bekasi Bukan Sekadar Kampus, Tapi Solusi Masa Depan SDM Indonesia

Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi yang kompleks dan multidimensi. Ketidakstabilan global yang dipicu oleh ketegangan…

1 hari ago

Solo Terintegrasi, Stasiun dan Terminal Terhubung, Efisienkan Perjalanan Masyarakat Pada Saat Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para pelanggan,…

2 hari ago

MAXY Academy Buka Sesi Konsultasi Gratis untuk Bantu Anak Muda Temukan Jalur Karier Digital

Jakarta, Kompas – Di tengah meningkatnya minat generasi muda untuk berkarier di dunia digital, masih…

3 hari ago

KA Bandara di Yogyakarta Catat Ketepatan Waktu 99,8% Selama Masa Angkutan Lebaran 2025

Yogyakarta — KA Bandara area Yogyakarta mencatat ketepatan waktu keberangkatan (on-time performance/OTP) yang sangat tinggi…

3 hari ago

Bitcoin Stabil di $84.000, Sentimen Pasar Masih Dibatasi Kekhawatiran Perang Dagang

Harga Bitcoin tercatat stabil pada level $84.447 pada Senin pagi (14/4), di tengah sentimen pasar…

3 hari ago

Mahasiswa Fashion Program BINUS UNIVERSITY Lakukan Immersion Trip ke Pekalongan: Mendalami Budaya, Menghidupkan Warisan dalam Karya

Dalam era globalisasi dan perkembangan industri fashion yang semakin dinamis, kebutuhan akan desainer yang tidak…

3 hari ago

This website uses cookies.