Penelitian Sesar Penting
Sementara itu, Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM, Dr. Muhammad Anggri Setiawan menyebut, upaya mitigasi bencana atau alat deteksi gempa sudah dilakukan pemerintah dan peneliti selama ini. Kawasan yang intens mendapat perhatian peneliti, adalah sesar Lembang dan sesar Sumatra.
“Hal ini bisa dilakukan dengan menghitung seberapa cepat pergerakan bidang patahan atau sesar dengan acuan bahwa gempa merupakan siklus karena jika pernah terjadi saat ini, pasti pernah terjadi di masa lalu dan akan terjadi di masa depan,” kata Anggri.
Karena itulah, pemerintah perlu terus melakukan pemetaan guna mengidentifikasi secara spasial, dimana saja keberadaan sesar pada suatu daerah. “Jika sudah teridentifikasi, masing-masing sesar perlu diestimasi rata-rata kecepatan pergerakannya. Dengan data inilah, kita bisa tahu mana sesar yang masih aktif dan tidak, serta mana yang paling berpotensi untuk gempa di masa depan,” tambahnya.
Dia mengakui, metode ini tidak sepenuhnya akurat karena aktivitas alam sangat dinamis. “Tetapi dengan tersedianya data dasar, maka dapat dijadikan acuan terbaik utk skenario mitigasi di masa depan,” kata dia memberi alasan.
Untuk saat ini, warga Cianjur dan sekitarnya yang tinggal di daerah pegunungan khususnya dengan lereng curam, harus berhati-hati. Potensi gempa susulan masih besar, dan dapat memicu tanah menjadi tidak stabil. Jika ditambah hujan lebat, dimana saat ini merupakan puncak musim hujan, maka risiko longsor menjadi semakin besar./VOA