New Berry Massage Lubuk Baja Dirazia, BPM Temukan Puluhan Kondom

Share

Tweet

Share

Share

Email

Comments

BATAM – New Berry Massage yang beralamat di Komplek Nagoya Business Center Blok V No. 32 Kecamatan Lubuk Baja di razia tim BPM-PTSP Kota Batam, Jumat(6/1/2017) malam.

Pantauan SWARAKEPRI.COM di lapangan, razia di lokasi panti pijat dengan bangunan ruko 4 lantai ini dipimpin langsung Kepala BPM-PTSP Kota Batam Gustian Riau.

Kedatangan tim BPM-PTSP Batam di lokasi ini, awalnya disambut seorang pria berbadan tinggi di meja resepsionis. Salah seorang penyidik sempat menanyakan daftar tarif New Berry Massage, tapi pria tersebut tidak mampu menunjukkannya.

Dilantai 1, penyidik tidak menemukan adanya ruangan atau tempat tidur yang biasanya digunakan untuk massage, tapi yang terlihat diruangan hanya deretan kursi sofa.

Merasa curiga dengan kondisi tersebut, Gustian Riau kemudian memerintahkan tim penyidik untuk memeriksa seluruh ruangan yang berada di lantai atas.

Saat berada di lantai 2, tim penyidik mencoba menggedor setiap pintu kamar. Saat pintu kemudian terbuka dan ditemukan 4 orang wanita didalam kamar tersebut sedang berbaring. Hal yang sama juga ditemukan di beberapa kamar lainnya yang berada di lantai 2.

Tim penyidik kemudian naik ke lantai 3 dan lantai 4. Disini penyidik menemukan beberapa penghuni kamar tampak buru-buru berlarian masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu dari dalam.

Seluruh wanita penghuni kamar kemudian disuruh penyidik untuk turun ke lantai 1 untuk dilakukan pendataan dengan membawa kartu identitas masing-masing.

Setelah seluruh penghuni kamar turun ke lantai 1, penyidik kemudian memeriksa setiap kamar untuk mencari barang bukti di saksikan oleh karyawan New Berry Massage.

Dari beberapa kamar yang diperiksa di lantai 1 sampai lantai 4, penyidik menemukan barang bukti puluhan kondom berbagai merek, obat kuat dan satu botol minuman keras.

Puluhan kondom berbagai merek tersebut ditemukan di dalam tas para penghuni kamar New Berry Massage. Barang bukti tersebut kemudian diamankan penyidik.

Dari 34 orang wanita yang didata, satu orang tidak dapat menunjukkan identitas, dan beberapa orang diantaranya diduga memiliki identitas palsu karena hanya menunjukkan KTP foto copy.

 

Roni/Dawen