Kata Ahmed, kapal tidak pernah sampai di Singapura, hanya di tengah laut yang posisinya di sekitar perairan antara Malaysia atau Indonesia.
“Hari berikutnya kapal mulai pindah dan saat itu harus memindahkan beberapa cargo ke kapal lainnya. Saya tidak tahu secara rinci berapa jumlah cargo yang dipindahkan dan ke kapal mana,”ujarnya.
Ia mengungkapkan, bahwa dua hari berikutnya melihat beberapa kru berlari dan kapal MT Arman 114 melanjutkan perjalanan ke arah yang berbeda.
“Saat saya bertanya kepada kru tidak mendapat jawaban. Saya juga tidak bisa menemukan kapten kapal di situasi emergency pada saat itu. 1 jam kemudian saya melihat helikopter terbang mengelilingi kapal dan beberapa orang menggunakan senjata ada di dalam helikopter. Saat helikopter tersebut mendarat di kapal beberapa orang bersenjata menyuruh semua kru untuk keluar. Ada sekitar 7 orang Malaysia force disana,”terangnya.
Kata dia, pada saat Bakamla RI datang, seluruh kru kapal disuruh utk berkumpul dan melepas baju mereka. “Saya ingat bahwa Kapten Kapal disuruh untuk turun ke bawah namun kapten kapal menolak. Tentara Malaysia terus memaksanya untuk tetap dibawah,”ucapnya.
“Sepanjang yang saya tahu kapal MT Arman 114 berlayar dari IRAN menuju Singapura,”pungkasnya.
Gaji Tak Dibayar Setelah Bersaksi di Persidangan
Kata dia, terdakwa Mahmoud Mohamed Abdelaziz Mohamed Hatiba (MMAMH) saat itu meminta kepada kru Kapal MT Arman untuk menyebut Mahmoud sebagai Kapten kepada pihak manapun yang bertanya. Padahal kata dia, Mahmoud adalah petugas kapal(Mualim) dan bukan Kapten Kapal MT Arman 114.
Saat menjadi saksi di persidangan terdakwa Mahmoud, Mahmoud mengaku bahwa dia bukan Kapten Kapal MT Arman 114 melainkan Rabiah serta tidak bertanggung jawab apapun karena dirinya hanya petugas kapal.
Leave a Reply
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.
