BATAM – Humas PT Adhya Tirta Batam (ATB) Daniel mengatakan tidak ada kompensasi terhadap warga yang terkena dampak dari pemeliharaan rutin tiap tahun di WTP Muka Kuning.
“Kalau untuk kompensasi, kita dari dulu memang tidak ada,” ujarnya ketika dihubungi SWARAKEPRI.COM, Kamis (22/12/2016) siang.
Kata dia, hal itu memang sudah menjadi keputusan pihak ATB, dimana bila ada pemeliharaan rutin maka air akan kotor, namun secepatnya akan kembali stabil lagi.
“Itu merupakam keputusan dari perusahaan,” jelasnya.
Berita sebelumnya PT. Adhya Tirta Batam (ATB) sebagai pengelola air bersih di Pulau Batam, kembali mendapat sorotan dari masyarakat.
Seperti yang dikeluhkan Warga Sei Langkai, Sagulung terkait air yang berubah menjadi warna kuning seperti campuran karat.Eko Sumiardi, salah satu warga menyayangkan kondisi aliran air ATB yang terlihat kotor.
Menurutnya, air tersebut tidak layak di gunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci dan juga memasak.
“Jangankan untuk minum atau cuci baju maupun piring. Untuk di pakai mandi saja sudah tak layak,” kata Eko kepada SWARAKEPRI.COM, Selasa (20/12/2016) pagi.
Baca : Warga Sei Langkai Keluhkan Air ATB Berwarna Kuning
Ia mengatakan kejadian yang terjadi selama seminggu terakhir ini sangat merugikan masyarakat.
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, ia mengaku terpaksa membeli air dalam kemasan galon.Atas kejadian ini, Eko dan warga lainnya berharap, pihak ATB tidak lagi menyalurkan air kotor kepada masyarakat.
Sebab, kata Eko warga membayar kepada pihak ATB untuk pengadaan air bersih dan layak di konsumsi dan bukan air kotor.
Jefry Hutauruk