Ilmuwan di Eropa mengatakan, seismograf pada hari Senin merekam ledakan kuat di Laut Baltik pada hari yang sama ketika dua pipa gas menurunkan tekanan.
“Ada lonjakan dan kemudian kebisingan biasa,” kata Josef Zens, juru bicara pusat penelitian geologi Jerman, GFZ. “Kami tidak bisa mengatakan apakah itu bisa berupa gas yang mengalir keluar.”
“Sekali adalah kebetulan. Dua kali adalah kebetulan. Tiga kali adalah tindakan musuh,” tulis komunis opini Bloomberg Javier Blas, mengutip penulis Inggris mendiang Ian Fleming.
“Kebocoran itu kemungkinan besar merupakan sebuah pesan bahwa Rusia membuka front baru dalam perang energi melawan Eropa. Pertama, ia mempersenjatai pasokan gasnya, menghentikan pengiriman, termasuk melalui jalur pipa Nord Stream. Kini, negara itu mungkin menyerang infrastruktur energi yang sebelumnya ia gunakan untuk mengirim pasokan energinya,” kata Blas, penulis buku The World for Sale: Money, Power and the Traders Who Barter the Earth’s Resources.
Di tengah banyaknya spekulasi di media sosial tentang siapa yang mungkin telah menyabotase Nord Stream, tidak ada bukti yang kredibel tentang siapa pelaku dan motifnya. Pengamat dan amatir di Twitter berpendapat bahwa Rusia mungkin telah mengerahkan penyelam atau kendaraan selam untuk melubangi pipa gas itu.
Sementara itu, penasihat kantor presiden Ukraina Mykhailo Podolyak, mengatakan bahwa kebocoran itu disebabkan oleh “serangan teroris” dan “agresi” terhadap Uni Eropa.