JAKARTA – Para peneliti dari US Department of Energy Joint Genome Institute menemukan sebanyak lebih dari 12 ribu bakteri baru yang hidup di Bumi.
Pekerjaan tersebut melibatkan pemeriksaan 52 ribu sampel DNA yang diambil dari lautan, tanah, hewan, dan manusia yang berisi campuran DNA bakteri.
Lalu mereka mampu menarik dan merekonstruksi DNA sebanyak 12 ribu spesies tunggal dari campuran sup genetik dan meningkatkan keragaman spesies, seperti dilansir Daily Mail.
Penemuan ini dapat mengarah pada protein baru yang ditemukan dalam bakteri yang mungkin menjadi sumber daya masa depan studi selanjutnya.
Para peneliti juga dapat mengidentifikasi kemungkinan bakteri inang untuk virus yang sejauh ini tidak dapat ditumbuhkan oleh para ilmuwan di laboratorium.
Sumber daya asli dari 52.515 sampel adalah upaya terbesar hingga saat ini untuk menangkap luasnya keragaman genom bakteria dan archaea di seluruh bioma bumi.
“Mikroba sangat penting untuk sejumlah proses ekosistem dengan implikasi penting untuk siklus biogeokimia, pertanian, biofuel, serta kesehatan manusia,” kata peneliti Emily Eloe-Fadrosh.
Menurut tim peneliti, meskipun ada peningkatan 3,6 kali lipat dalam materi genetik yang dipulihkan langsung dari lingkungan, kemungkinan masih ada lagi bakteri baru yang belum teridentifikasi.
Dengan demikian, upaya berkelanjutan untuk menangkap genom spesies baru dan perwakilan tingkat strain akan lebih meningkatkan resolusi, tulis para penulis.
“Kami mengantisipasi hal tersebut akan menjadi sumber daya yang berharga untuk penambangan data metabolik dan genom-sentris serta validasi eksperimental di masa depan,” tulis para peneliti.
Inventaris genom skala besar, menyediakan sumber daya penting bagi komunitas penelitian yang lebih luas karena detail genomik bakteri dapat digunakan dalam pengobatan, penelitian ilmiah umum, dan untuk menemukan protein baru.
Sumber: CNN Indonesia