Pengamat: Pembelian Minyak dari Rusia Berisiko – Laman 2 – SWARAKEPRI.COM
NASIONAL

Pengamat: Pembelian Minyak dari Rusia Berisiko

Sebuah kapal tanker berlabuh di terminal ekspor minyak di pelabuhan timur jauh Kozmino, Rusia, 28 Desember 2009. (Foto: AP)

Pengamat Kritisi Rencana Indonesia

Pengamat ekonomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Maxensius Sembodo mengatakan rencana Indonesia membeli minyak dari Rusia dapat dilihat dari dua sisi. Pertama dari segi pragmatis atau oportunis.

“Di mana Indonesia yang saat ini berada dalam kondisi tidak mudah, harga BMM yang naik, subsidi yang besar, tekanan inflasi, tentu saja tawaran Rusia ini bisa menjadi satu obat di tengah kondisi yang harus kita hadapi, tidak mengenakkan ini. Jadi kenapa kita nggak beli saja? Kan Rusia menjualnya dengan harga yang lebih murah,” ujar Maxensius.

Dari sisi idealis atau ideologis, lanjutnya, sangat berlawanan dengan cita-cita Indonesia yang anti-penjajahan dan anti-agresi, tetapi karena kepentingan pragmatis malah mengorban sisi yang lebih ideologis.

Menurut Maxensius, Indonesia sedianya konsisten pada hal-hal yang lebih ideologis, terlebih dengan posisi Indonesia sebagai Ketua G20 saat ini.

Kalaupun memaksa membeli minyak murah dari Rusia, katanya, Indonesia akan menghadapi hal-hal yang tidak mudah. Dia menyebutkan negara-negara yang menolak invasi Rusia ke Ukraina akan memandang miring sikap Indonesia dan mungkin akan berdampak besar pada isu ekonomi yang lebih besar. Bisa saja, Amerika Serikat akan mempertimbangkan bantuan-bantuannya bagi Indonesia.

Maxensius menyarankan Indonesia tidak terjebak oleh kepentingan-kepentingan pragmatis meski dalam kondisi sulit.

Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Menurutnya apabila rencana pembelian minyak dari Rusia jadi dilaksanakan maka berisiko secara politik dan bisa mendapat sanksi dari negara-negara Barat, misalnya dari Amerika Serikat (AS).

AS, menurutnya, dapat menghentikan kerja sama militer yang sudah mulai menghangat, atau memutus keuangan Indonesia dari sistem pembayaran internasional atau SWIFT.

“Karena sebenarnya Indonesia itu bisa membeli minyak dari Rusia dengan (melalui) negara ketiga. Jadi tidak langsung. Karena kalau langsung meski harganya diskon 30 persen lebih murah dari harga pasar, tetap ini akan dipandang Indonesia sebagai Presidensi G20 harusnya ikut serta mendamaikan Rusia dan Ukraina, ternyata berpihak kepada Rusia,” ujar Bhima.

Laman: 1 2 3

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Independen dan Terpercaya

PT SWARA KEPRI MEDIA 2023

To Top