Ali juga menjelaskan terkait dengan hadirnya, Mangapul dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai pembicara di pertemuan itu. Karena diberita ini juga pihak PWI menyinggung BNSP di statemennya. Selanjutnya, terkait, Bram atau Arman Chan sebagai pembicara, kata Ali, karena beliau memiliki sertifikasi wartawan utama sekaligus meminta penjelasan atas pernyataan yang dikeluarkan PWI.
”Dan beliau semua juga sudah kita kasih panggung untuk berdiskusi. Tetapi, seiring diskusi berjalan, Kahvi sedikit berulah. Sedikit berulah itu dikarenakan, Kahvi merasa terintimidasi dengan apa yang disampaikan oleh pak Bram yang meminta klarifikasi. Mengapa klarifikasi itu penting? Karena berita yang sudah terbit itu kan sangat merugikan lah kepada teman-teman yang belum sertifikasi kompetensi. Karena sudah ada teman-teman yang sudah menemukan masalah itu di lapangan yang menanyakan sertifikasinya. Artinya, berita itu sudah berkembang dan menjadi bias,” jelasnya.
Ali juga menyoroti terkait pemberitaan yang telah terbit terkait dengan insiden kemarin. Dengan Judul: “Bicara Soal UKW, Ketua PWI Batam Malah Dipukul. Forum Klarifikasi Berubah Jadi Chaos”.
Menurutnya, pemberitaan ini hanya pemberitaan sepihak versi PWI dan mencari pembenaran sendiri. Padahal, awal mulanya itu, kata Ali, Ketua PWI Batam yang dihadirkan terasa terintimidasi dengan keluhan-keluhan yang disampaikan wartawan yang belum bersertifikasi kompeten ini.
”Harusnya kan bukan begitu. Kenapa beliau tersinggung dengan keluhan-keluhan kita?. Sebagai Ketua yang dihargai harusnya dia menerima, karena kita kan bukan bertujuan untuk melaga atau berhadap-hadapan kan para pihak. Justru tujuan kita kan agar saling merangkul. Tidak ada tujuan lain,” tegasnya.
Yang harus digaris bawahi lagi, kata Ali, mengenai adanya pernyataan “Seolah-olah dijebak” yang disampaikan langsung oleh, Marganas.
”Kita tidak ada niat menjebak siapa pun. Niat kita hanya menyatukan seluruh wartawan. Kalau mereka merasa pintar… Tolonglah ajari kami-kami yang bodoh ini. Mengajar ini kan juga butuh proses, mungkin saat ini kami-kami ini yang diajari belum bisa memahami bahasa-bahasa yang terlalu tinggi intelektualnya. Jadi, kami merasa bahasa tersebut menyudutkan kami,” kata dia.
Menurut, Ali lagi, wartawan yang hadir dalam forum itu merasa risau atas statemen yang disampaikan oleh, Saibansyah sebagai Ketua PWI Kepri.
”Jadi, sebenarnya tidak terlalu ribet, dan tidak ada memanjang ke sana-ke mari. Apakah harus seperti itu? kami dikatakan premanisme karena belum UKW,” tutupnya./**
Acara FUTUREX: Empowering Business, and Career yang diselenggarakan oleh SATU University Kampus Bandung pada 21–23…
Dunia cryptocurrency kembali dihebohkan dengan peretasan besar yang menimpa salah satu bursa aset digital terbesar,…
Muslim AI adalah sahabat digital Anda dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim di era modern.…
Salah satu ikon arsitektur Ibu Kota, Wisma 46 Kota BNI, resmi mengantongi sertifikat GREENSHIP Existing…
RIAU - Ratusan buruh bongkar muat yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia -…
BATAM - Pengadilan Negeri Batam memberikan tanggapan terkait putusan perdata yang mengabulkan gugatan Ocean Mark…
This website uses cookies.