Perusahaan energi milik negara Pertamina PERTM.UL akan mengeksplorasi pengembangan proyek hidrogen dan amonia hijau di Indonesia, bersama Keppel Infrastructure yang berbasis di Singapura dan perusahaan minyak global Chevron CVX.N sebagai bagian dari kesepakatan studi bersama yang ditandatangani Kamis (10/11).
Perusahaan-perusahaan itu bermaksud menjajaki kelayakan pengembangan fasilitas hidrogen hijau di Sumatera, dengan kapasitas produksi setidaknya 40.000 ton per tahun, menurut sebuah pernyataan tertanggal 10 November. Proses produksi itu pada tahap awal akan memanfaatkan 250-400 megawatt energi panas bumi.
“Fasilitas produksi hidrogen itu berpotensi ditingkatkan hingga 80.000-160.000 ton per tahun, tergantung pada ketersediaan energi panas bumi serta permintaan pasar,” kata pernyataan itu.
Hidrogen hijau atau bersih adalah hidrogen hasil elektrolisis dari sumber energi terbarukan seperti surya atau angin, yang proses pembuatannya tidak menghasilkan karbondioksida.
Hidrogen hijau berbeda dengan hidrogen biru. Yang disebut terakhir adalah adalah hidrogen yang diproduksi dari gas alam dengan teknologi yang mampu menangkap dan menyimpan emisi karbon dioksida yang dihasilkan./VOA