BATAM – Permintaan Komisi II DPRD Kota Batam untuk menambah pasokan elpiji 3 Kg kepada Pertamina sebesar 15% dikhawatirkan mempengaruhi kecukupan stok hingga akhir tahun.
Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR I, Roby Hervindo mengatakan bahwa Pertamina stuju dengan penambahan pasokan elpiji subsidi ke pangkalan. Namun jumlah penambahan yang diusulkan Pertamina sebesar 4%.
“Karena jika terlalu banyak disalurkan di Oktober ini, maka sisa kuota yang tetap tadi dikhawatirkan tidak akan mencukupi hingga akhir tahun,” jelasnya pada Swarakepri.com, Sabtu (17/10/2020) kemarin.
Hal yang menjadi pertimbangan Pertamina dengan kuota penambahan pasokan ini adalah momen-momen besar masyarakat yang diprediksi akan membutuhkan banyak pasokan elpiji.
“Ke depan masih ada momen-momen seperti Maulid Nabi, Hari Raya Natal dan tahun baru yang pada momen-momen tersebut kebutuhan elpiji meningkat,” terangnya.
Roby menjabarkan bahwa kuota gas elpiji 3 Kg di Batam untuk tahun 2020 mencapai 12,1 juta tabung.
“Kuota (12,1 juta tabung) sudah ditetapkan pemerintah melalui APBN,” kata Roby.
Sementara mengenai pembagian, Roby mengatakan bahwa Pertamina mengalokasikan penyaluran bulanan dengan sistem seaseonal (musiman).
“Penyaluran setiap bulan tidak sama, menyesuaikan dengan naik turunnya kebutuhan,” katanya lagi.
Ia kembali menegaskan penambahan penyaluran pasti akan berdampak pada ketersediaan sisa kuota.
“Karena sekali lagi, jumlah kuotanya tetap. Jika penambahan terlampau banyak, maka dikhawatirkan sisa kuota tidak mencukupi sampai akhir tahun,” tegas dia.
Sebelumnya, Komisi II DPRD Kota Batam memanggil Pertamina pasca terjadi kelangkaan elpiji di Kota Batam beberapa waktu yang lalu.
Komisi ini juga menyampaikan akan melakukan investigasi penyebab kelangkaan elpiji subsidi tersebut.
Oleh media yang sama juga diberitakan bahwa salah seorang warga di Batam memergoki pangkalan elpiji “nakal” yang menjual elpijinya ke pengecer. Sementara konsumen yang membeli tidak dilayani./Shafix