Categories: BATAM

Pertanyakan Hasil Otopsi Siprianus, 9 Pengacara Datangi Polsek Sagulung

BATAM – Sembilan pengacara dari Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Batam Raya mendatangi Polsek Sagulung untuk mempertanyakan hasil otopsi Siprianus Apiatus, warga binaan Rutan Kelas II A Batam yang meninggal pada Sabtu(10/4/2021) lalu. Kedatangan pengacara keluarga Siprianus Apiatus tersebut disambut Kapolsek Sagulung AKP Yusriadi Yusuf.

Natalis Zega, salah satu pengacara keluarga Sipriatus mengungkapkan, pihaknya belum mendapatkan hasil otopsi yang dikeluarkan oleh dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri.

“Kami tadi datang ke Polsek Sagulung bertemu dengan Kapolsek Sagulung untuk mempertanyakan hasil otopsi korban, dan ternyata belum diberikan dari pihak dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri,”ujarnya, Jumat(16/4/2021) malam.

Ia mengatakan, Kapolsek Sagulung mengaku telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi dari pihak petugas Rutan Batam dan warga binaan di Blok C8.

“Penyidik Polsek Sagulung telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi, baik dari pihak petugas Rutan Batam maupun beberapa warga binaan yang ada di Blok C 8 tempat (korban) sebelum meninggal,” jelasnya.

Selain itu kata Natalis Zega, Kapolsek Sagulung juga menjelaskan bahwa kasus dugaan penganiyaan terhadap Siprianus telah dilakukan gelar perkara di Polsresta Barelang.

“Tadi Kapolsek ada sampaikan, kasus penganiyaan Siprianus Apriatus sudah gelar perkara di Polres Barelang,” tegasnya.

Seperi diketahui, Siprianus Apiatus (27), warga binaan Rutan Kelas II A Batam meninggal dunia di RSUD Embung Fatimah, Sabtu (10/4/2021) kemarin.

Siprianus Apiatus merupakan narapidana dalam kasus tindak pidana pengeroyokan. Ia dihukum selama 1 tahun 6 bulan dan sedang mengajukan pembebasan bersyarat.

Natalis Zega, Pengacara keluarga korban mengungkapkan sejumlah kejanggalan yang menimpa Natalis Zega paska visum yang dilakukan oleh tim medis rumah sakit.

“Ada yang kami temukan keanehan ada di tubuh korban ini. Yang paling terlihat adalah tangan sebelah kiri dan bahu yang patah. Kemudian bagian dada hingga rusuk yang membengkak. Begitu juga di bagian jantung, sesuai keterangan tim dokter ke kami kuasa hukumnya,” ungkapnya, Minggu(11/4/2021).

Natalis Zega menambahkan, keanehan lain adalah, masa pembebasan yang harusnya sudah diterima oleh klien nya pada tanggal 29 Maret 2021 lalu, namun hingga saat ini juga belum ada kejelasan dari pihak rutan.

“Dari informasi yang didapatkan, pihak rutan bahkan telah meminta keluarga korban dan kuasa hukum guna melengkapi berkas pembebasan bersyarat yang resmi sesuai aturan berlaku dan dalam prosesnya kita memang ajukan untuk pembebasan bersyarat,” jelasnya./EDW

Redaksi - SWARAKEPRI

View Comments

Recent Posts

Ephorus HKBP Akan Hadiri Pesta MBO dan Mangompoi di HKBP Aek Nauli Batam

BATAM - Jemaat dan Pelayan Gereja HKBP Aek Nauli, Ressort Aek Nauli Bida Ayu, Distrik…

1 jam ago

Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa

Di sosial media seperti Instagram & TikTok, sering kita jumpai akun dengan followers sangat banyak,…

3 jam ago

Bukan Hanya Tren, Customer Experience Kini Jadi Pilar Pertumbuhan Bisnis

Jakarta, 17 September 2025 – Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan tidak lagi cukup…

7 jam ago

Touring Motor Aman dan Menyenangkan Bersama BRI Finance

Jakarta, 16 September 2025 – Touring dengan sepeda motor semakin digemari, terutama di kalangan generasi…

8 jam ago

Perjanjian Kerjasama Dinas Pendidikan Sumatera Selatan dengan Gamelab

Palembang, 1 September 2025 – Dunia pendidikan terus menghadapi tantangan baru di era digital. Transformasi…

9 jam ago

ASRI Hadirkan Program CUANTASTIC: Refer, Reward, Repeat

Siapa bilang cuan besar dari properti hanya bisa didapatkan agen profesional? Kini, semua orang punya…

14 jam ago

This website uses cookies.