JAKARTA – Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan $172 miliar atau Rp2.635 triliun untuk membangun pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) dan smart grid atau jaringan listrik pintar dari saat ini sampai 2040, kata Evy Haryadi, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Kamis (7/9).
Perusahaan setrum pelat merah itu berencana membangun 60 gigawatts (GW) pembangkit listrik EBT hingga 2040, kata Evy dalam diskusi panel di acara Indonesia Sustainability Forum di Jakarta.
Dari kapasitas tersebut, sekitar 34 GW adalah pembangkit listrik panas bumi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sisanya sekitar 28GW adalah pembangkit listrik dari energi terbarukan variabel, seperti surya, angin dan kemungkinan nuklir.
“Kita butuh energi baru sekitar 2035 ke atas karena renewablesnya (energi terbarukan.red) sudah terutilisasi. Masih perlu dipastikan salah satu alternatifnya nuklir,” kata Evy.
Untuk kebutuhan pembangunan smart grid, yang memungkinkan listrik dari pembangkit energi terbarukan yang bersifat intermiten terdistribusi secara otomatis, PLN membutuhkan $5miliar hingga 2040, imbuhnya.
Evy tidak menyebut bagaimana memenuhi kebutuhan investasi untuk pembangunan energi terbarukan itu./VOA
PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…
LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…
Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…
Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…
Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…
Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…
This website uses cookies.