Keluarga korban nilai BPOM lalai
Salah satu orangtua korban gagal ginjal, Safitri Puspa, 42, berharap mereka yang terlibat dalam perkara ini dihukum berat.
“Mereka tidak perduli bahwa akibat pemalsuan itu bisa mencelakakan orang lain, bahkan mengakibatkan anak-anak meninggal dunia,” kata Safitri kepada BenarNews, sembari menangis terisak.
Safitri kehilangan anak bungsunya, Panghegar Bhumi (8), pada 15 Oktober 2022 usai meminum salah satu obat penurun panas produksi PT Afi Farma. Panghegar divonis dokter meninggal akibat gagal ginjal akut.
“Sudah pasti kami menginginkan mereka dihukum seberat-beratnya dan hukuman harus menimbulkan efek jera. Membunuh ratusan anak sangat berbeda rasanya dengan membunuh manusia dewasa, sangat kejam. Jadi hukumannya harus lebih berat,” katanya.
Ia juga menyesalkan pemerintah terutama BPOM yang dinilainya lalai dalam hal memantau peredaran obat di Indonesia.
“Pabrik yang memproduksi zat kimia saja bentuknya seperti gudang yang membuat cat oplosan, sementara saya dulu yakin yang buat perusahaan farmasi pasti aman ternyata tidak. Kenapa BPOM sampai nggak tahu ada zat berbahaya di dalam obat yang beredar?” kata dia.
“Pemerintah harus lebih ketat dalam mengawasi tiap supplier yang bekerjasama dan masuk dalam list pemasok obat-obatan yang beredar ke masyarakat. Harus ada perubahan peraturan dan sistem. Jangan lempar batu ke produsen saja,” pungkasnya./BenarNews
Saat menstruasi, tidur malam yang nyenyak sering kali terganggu karena kekhawatiran akan bocor atau rasa…
Memecoin telah menjadi daya tarik tersendiri di dunia kripto, terutama bagi investor muda yang mencari…
MLV Teknologi, solution provider yang bergerak di bidang Audio-Visual dan IT, membuka lowongan untuk berbagai…
BATAM - Dinas Penataan Ruang Pemerintah Kota Semarang sambangi Direktorat Infrastruktur Kawasan Badan Pengusahaan Batam…
SEOCon Forum Bali 2024, konferensi digital marketing terbesar di Asia Tenggara, dengan bangga mengumumkan bahwa…
Celebrate New Year’s Eve 2024 at Café del Mar Bali with an electrifying lineup featuring…
This website uses cookies.