NSO Group, perusahaan yang membuat Pegasus, telah membantah bahwa Macron termasuk di antara target kliennya.
“Kami dapat memastikan bahwa presiden Perancis, Macron, bukanlah target,” kata Chaim Gelfand, kepala urusan kepatuhan hukum NSO Group, kepada jaringan televisi Israel i24, Rabu.
Sebuah sumber yang dekat dengan Macron menyepelekan kemungkinan telepon Macron bisa diretas. Ia mengatakan, Rabu (21/7), bahwa pemimpin berusia 43 tahun itu memiliki beberapa ponsel yang “secara teratur diubah, diperbarui, dan diamankan”.
Berbicara kepada AFP dengan syarat namanya dirahasiakan, sumber itu mengatakan bahwa pengaturan keamanan alat komunikasi presiden itu luar biasa ketat.
Banyak media pemberitaan mengungkapkan pekan ini bahwa Maroko, yang merupakan sekutu dekat Perancis, juga menarget beberapa jurnalis terkenal di Perancis.
Kantor kejaksaan di Paris telah membuka penyelidikan menyusul munculnya keluhan-keluhan yang diajukan situs investigasi Mediapart dan surat kabar satire Le Canard Enchaine.
Maroko telah membantah klaim tersebut, dengan mengatakan tidak pernah memperoleh perangkat lunak komputer itu untuk meretas perangkat komunikasi.
Investigasi bersama sejumlah media terhadap Pegasus mengidentifikasi setidaknya ada 180 jurnalis di 20 negara yang telah menjadi target potensial antara 2016 hingga Juni 2021.
Pegasus dapat meretas ponsel tanpa sepengetahuan pengguna, memungkinkan klien piranti itu membaca setiap pesan, melacak lokasi pengguna, serta memanfaatkan kamera dan mikrofon ponsel./Voice Of America