BATAM – Suradi awalnya seorang pengusaha penyaluran air ke sawah di kota kelahirannya di Sragen, Jawa Tengah, namun usaha yang digeluti tersebut nyaris bangkrut total. Suradi pun harus rela meniggalkan keluarganya demi mencari kehidupan yang layak di perantauan, hingga akhirnya dia memilih untuk merantau ke Batam pada tahun 2000 silam.
Di Batam, Suradi memulai usahanya dengan berjualan bubur kacang hijau keliling menggunakan gerobak sorong di seputaran Jodoh-Nagoya.
“Kacang ijo yang dibutuhkan perhari rata-rata 2 Kg, tutur Suradi ketika diwawancarai WWW.SWARAKEPRI.COM di kediamannya di komplek Ruli Mekar Wangi, Batuampar, Batam beberapa waktu yang lalu.
Untuk menjajakan dagangannya, Suradi keliling ke tempat langganannya yakni ke komplek pertokoan, pusat perbelanjaan, tempat-tempat hiburan serta arena permainan yang berada di sekitar Jodoh dan nagoya.
Dalam satu hari, Suradi bisa mendapat omset ratusan ribu rupiah. Menurutnya, untuk mendapatkan pelanggan tidaklah perkara mudah karena pedagang bubur yang sama dengan dirinya ada sekitar 12 orang di lokasi dia berjualan.
“Kuncinya tentu dengan mengandalkan resep dan cita rasa tersendiri yang bisa menggaet pelanggan,” ujarnya.
Suradi mulai menjajakan bubur andalannya tersebut mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB dan selalu habis.
“Ini semua kulakukan demi keluarga yang saya tinggalkan di kampung, dan alhamdulillah saya bisa mengirimkan uang belanja keluarga setiap bulannya,” terang suradi.
Suradi berprinsip, selagi masih hidup harus memiliki semangat juang yang tinggi dan dengan sendirinya segala usaha yang dijalankan akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Penulis : CR 10
Editor : Roni Rumahorbo