RSUD Batam masih Bungkam Ditanya Pemberian Obat Kadaluarsa kepada Pasien

BATAM – swarakepri.com : Pihak Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Embung Fatimah Batam sampai saat ini masih belum bersedia memberikan klarifikasi terkait penjualan obat kadaluarsa oleh Apotik yang ada di Rumah Sakit tersebut kepada orang tua pasien bernama Alika Putri(6 bulan) seusai berobat ke salah satu dokter anak beberapa waktu lalu.

Humas RSUD Embung Fatimah Batam, Adi Maja yang dihubungi awak media ini melalui sambungan telepon siang tadi, Rabu(30/10/2013) mengaku belum bisa memberikan konfirmasi karena harus berkoordinasi dengan pihak terkait di Rumah Sakit.

“Saya akan berkoordinasi dulu pak dengan pihak terkait, nanti kami akan membuat konfrimasi secara tertulis,” ujar Adi Maja dari balik telepon.

Diberitakan sebelumnya bahwa pertanggungjawaban yang ditutut orang tua Alika Putri(8 bulan), pasien yang sempat mengkonsumsi obat kadaluarsa dari apotik di Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Embung Fatimah Batam sampai saat ini belum ditanggapi pihak Rumah Sakit. Meskipun resikonya cukup berbahaya, pihak Rumah Sakit hanya bersedia menukar obat kadaluarsa tersebut tanpa menghiraukan kekwatiran orang tua pasien terhadap dampak negatif dari obat kadaluarsa yang sudah terlanjur diminum.

Hana, orang tua Alika Putri kepada awak media ini mengatakan bahwa pihaknya telah mendatangi RSUD Embung Fatimah untuk meminta pertanggungjawaban karena menjual obat kadaluarsa, namun pihak Rumah Sakit sama sekali tidak perduli dan hanya bersedia menukar obat kadaluarsa tersebut dengan obat yang baru.

“Pihak Rumah Sakit sama sekali tidak bertanggung jawab pak, sebagai orang tua kami sangat khawatir ada dampak buruk dari obat kadaluarsa yang sudah diminum anak saya,” tegas Hana,Senin(28/10/2013).

Ketika disinggung mengenai kondisi anaknya saat ini, Hana mengatakan bahwa setelah mengkonsumsi obat kadaluarsa tersebut wajah anaknya saat ini membiru. Ia khawatir adanya wajah anaknya yang membiru tersebut disebabkan oleh obat kadaluarsa tersebut.

“Kami sangat khawatir pak melihat kondisi anak seperti itu, pihak Rumah Sakit memang pernah meminta agar anak saya rutin dikontrol tapi dengan menggunakan biaya sendiri. Kami ini orang susah pak, untuk sekali periksa di RSUD harus membayar minimal Rp 100 ribu. Kami hanya minta pihak Rumah Sakit bertanggung jawab pak!” harapnya.(red)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Cara Merawat Kompor Tanam Gas: Tips Agar Awet, Aman, dan Tetap Elegan

Inilah beberapa cara merawat kompor tanam gas agar awet, aman, dan tetap elegan. Dengan rutin…

17 menit ago

BRI KCP Kalisari dan Kecamatan Pasar Rebo Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pemanfaatan AI

Jakarta Timur – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan…

2 jam ago

Tanam 16.000 Bibit Mangrove, PT Pelindo Solusi Logistik Perkuat Ekosistem Blue Carbon untuk Mitigasi Perubahan Iklim

PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo mempertegas komitmennya mendukung upaya global…

2 jam ago

WSBP Perkuat Governance, Risk Management, & Compliance untuk Capai Kinerja Berkelanjutan

PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) percaya bahwa penguatan penerapan Tata Kelola, Manajemen…

2 jam ago

Mengapa Biaya Pernikahan Sering Melewati Anggaran dan Bagaimana Mengatasinya

Pernikahan sering kali dianggap sebagai momen paling berharga dalam hidup seseorang. Ia bukan hanya tentang…

2 jam ago

BTC Berpeluang 50% Tembus US$140K Bulan Ini, Model Historis Beri Clue

Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…

12 jam ago

This website uses cookies.