Lebih lanjut, Narasumber menyampaikan dan menekankan, keberadaan seorang pembawa acara atau MC bukan hanya sekedar pelengkap atau pemanis dalam sebuah perhelatan acara, akan tetapi memiliki kedudukan penting sebagai filter terakhir dari sebentuk penyelenggaraan acara, oleh sebab itu, seorang pembaca acara (MC) tidak boleh asal jadi dan sok penting, karena keberadaannya amat tergantung kepada apresiasi hadirin.
Dalam pelatihan MC ini, para peserta mendapatkan berbagai pembekalan materi, mulai dari pengenalan tentang makna dan arti MC, syarat-syarat menjadi MC yang baik, keperluan dan kebutuhan akan pentingnya MC, teknik vokal dan intonasi suara seorang MC, sampai dengan prakteknya bagaimana bisa memandu acara dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan bentuknya, dari acara formal, informal sampai dengan semi formal, sehingga dari masing-masing bentuk acara tersebut dapat disesuaikan, baik mengenai pakaian perilaku/sikap, bahasa, ataupun pembentukan suasana, dengan harapan suasana dalam acara tersebut bisa berlangsung secara tertib, meriah, khidmat, dan aman.
Narasumber pun memberikan tips bagaimana cara mengatasi berbagai problem diantaranya, sulit berbicara, menghilangkan rasa takut/malu, demam panggung, kecemasan, kurang percaya diri, takut salah maupun kurang memahami teori.
Untuk menjadi MC yang baik, Narasumber pun berpesan dan menekankan, agar pembawa acara memiliki daya ingat yang kuat, banyak memiliki perbendaharaan kata dan berwawasan luas. Karena dengan modal itu seorang pembawa acara akan bisa menguasai dan membuat suasana perhelatan/acara menjadi terkendali sesuai dengan bentuknya.
Menekankan untuk bisa mengolah teknik vokal, karena menjadi faktor yang penting, mengingat dengan adanya suara yang enak didengar akan berpengaruh terhadap pendengarnya.