Categories: BATAMPOLITIK

Rusmini Simorangkir: Keterwakilan Perempuan di Parlemen Masih Minim

BATAM – Minimnya keterwakilan perempuan di parlemen tingkat Kota Batam jarang menjadi sorotan masyarakat. Padahal, keterwakilan perempuan memiliki perang penting dan strategis dalam mengakomodir kebijakan-kebijakan yang mendukung kepentingan perempuan dalam pembangunan.

Rusmini Simorangkir meresahkan kondisi keterwakilan perempuan di DPRD Kota Batam yang tiap periode makin sedikit.

Mantan anggota DPRD Kota Batam periode 2009-2014 ini mendorong agar keterwakilan perempuan yang minimal 30 persen bukan hanya dipencalonan saja. Melainkan harus terealisasi dalam jumlah keterwakilan di parlemen.

“Memang sangat disayangkan. Sekalipun ia (kaum perempuan) mempunyai kemampuan namun masih sangat sulit untuk menerobos (terpilih),” katanya, Jumat (26/5/2023) di Batam Center.

Perjuangan keterwakilan perempuan di Parlemen tidak bisa hanya disuarakan oleh segelintir perempuan saja. Namun perjuangan itu harus menjadi keresahan banyak perempuan yang lain.

“Tahun 2009 lalu kami cukup suara terbanyak dan pertama kali suara terbanyak tersebut keterwakilan perempuan. Itu luar biasa ada 10 anggota dewan yang dari kaum perempuan,” paparnya.

Rusmini melanjutkan bahwa saat ini gaung dari keterwakilan perempuan itu masih sebatas gaung saja.

Perlu ada Undang-Undang yang dapat mengakomodir keterwakilan jumlah perempuan di parlemen Artinya jumlah keterwakilan yang hanya segelintir ini perlu ditingkatkan jumlahnya.

“Jadi nyatakanlah secara nyata kalau di Parlemen itu memang wajib perempuan itu harus duduk. Itu lebih kepada potensi-potensi perempuan,” papar dia.

Selain soal keterwakilan perempuan, Politisi partai Golkar yang kini kembali mencalonkan diri di DPRD Kota lewat daerah pemilihan (Dapil) Batam Kota-Lubuk Baja itu juga menginggung soal sistem perhitungan di pemilu 2024 mendatang.

Belum adanya keputusan mengenai proporsional terbuka atau proposional tertutup terus terang menjadikan langkah para calon legislative (Caleg) menjadi gamang.

“Jika nanti keputusannya adalah proporsional tertutup, maka semangat juang kita itu menjadi terdegradasi,” tutur dia.

Ia mengatakan, banyak orang menganggap proposional terbuka itu cenderung negatif. Kawan jadi lawan, bahkan korups.

“Saya rasa itu pola pikir yang terlalu dangkal. Di mana-mana kalau mau mendapatkan sesuatu harus dengan proses bertarung atau berusaha,” ujar Rusmini.

Sebaliknya, jika anggota parlemen menjabat karena ia ditunjuk dan sudah hilang aura pertarungannya, maka semangat juangnya tidak muncul.

“Kalau besok ternyata fix (pasti) proposional terbuka, ya pasti saya akan bertarung di situ. Dan saya pastikan bahwa saya itu masih Rusmini yang dulu yang mau mengabdi kepada masyarakat,” terangnya./Shafix

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BTC Berpeluang 50% Tembus US$140K Bulan Ini, Model Historis Beri Clue

Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…

4 jam ago

Tokocrypto Resmi Perdagangkan Token ASTER yang Naik Hampir 10.000%

Platform perdagangan aset kripto No. 1 di Indonesia, Tokocrypto, resmi membuka perdagangan token Aster (ASTER)…

5 jam ago

Nikmati Kemudahan Layanan Weekend Banking di BRI KCP Pasar Tanah Abang

BRI KCP Pasar Tanah Abang kini hadir lebih dekat dengan nasabah melalui layanan Weekend Banking.…

5 jam ago

BRI Finance Jaga Optimisme Pembiayaan Alat Berat Hingga Akhir Tahun

Jakarta, 8 Oktober 2025 - PT BRI Multifinance Indonesia (“BRI Finance”), anak usaha BRI Group…

8 jam ago

Perkuat Sinergi, BRI Region 6/Jakarta 1 Gelar Laga Persahabatan Mini Soccer Bersama Kementerian PKP

Dalam semangat mempererat sinergi dan membangun kebersamaan lintas lembaga, BRI Region 6/Jakarta 1 menggelar pertandingan…

8 jam ago

Harga Emas (XAUUSD) Stabil di Atas Level $4.000 Ditopang Kekhawatiran Shutdown AS

Harga emas (XAUUSD) bertahan di atas $4.000. Pahami analisis dari HSB Investasi mengenai faktor yang…

23 jam ago

This website uses cookies.