Sejarah Kampung Seranggong Batam dan Makam Tuanya – SWARAKEPRI.COM
BATAM

Sejarah Kampung Seranggong Batam dan Makam Tuanya

Amiruddin salah satu warga Seranggong, Bengkong Batam./Foto: Elang/swarakepri.com

BATAM – Kampung Seranggong berada di Kelurahan Sadai, Kecamatan Bengkong merupakan suatu perkampungan yang konon katanya sudah dihuni oleh sekelompok masyarakat nelayan sejak tahun 1930 lalu.

Asal-usul nama Seranggong diambil dari satu spesies burung laut yang oleh orang Melayu disebut burung ranggong. Lalu oleh penduduk perlahan-lahan penyebutan kampung itu pun akhirnya bernama ‘Kampung Seranggon’.

Menurut warga, sosok penguni pertama atau pembuka kampung bernama Ibrahim Bin Utu Halus, saat itu sekitar 90 tahun lalu dia datang bersama anaknya yang masih berumur 6 tahun bernama Alex Bin Ibrahim.

“Pak Alex Bin Ibrahim mulai menduduki lahan tersebut pada usia 6 tahun dibawa oleh Ayahnya Pak Ibrahim Bin Utu Halus,” kata Fery perwakilan warga bercerita sejarah leluhur pertama penduduk kampung, Sabtu (18/01/2020).

Kala itu lokasi tersebut masih dipenuhi rawa-rawa bakau (dekat laut) yang seluruhnya didominasi air, pemandangannya pun masih seputar alam liar. Disana keluarga Ibrahim mulai berdiam dan mendirikan rumah mereka.

Tahun-tahun berikutnya, kelompok masyarakat nelayan lain mulai mengikuti jejak keluarga Ibrahim mendiami perkampungan.

Alhasil, karena penduduk semakin padat warga pun mulai berinisiatif sedikit demi sedikit melakukan penimbunan untuk memperluas pemukiman.

“Iya penimbunan rawa-rawa memang di lakukan oleh warga untuk memperluas pemukiman, entah sejak kapan soalnya di bawah tahun 2000 sudah ada juga sedikit-sedikit,” sambung Amiruddin, salah satu dari keturunan dari keluarga Ibrahim.

Memang tak banyak keberadaan situs-situs sejarah yang membuktikan peradaban masa lalu itu memang benar pernah ada di sana.

Namun, keberadaan komplek pamakaman yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu kiranya menjadi bukti bahwa peninggalan itu memanglah abadi.

“Ibrahim Bin Utu Halus wafat tahun 1983 dan bermakam di Seranggong, sedangkan Alex Bin Ibrahim wafat 2019 juga dimakamkan disini, ada juga yang di bawah tahun 1970 an tapi sudah tidak tahu pasti kapannya,” kata Amirudin.

Komplek pemakaman yang berada di tengah pemukiman warga letaknya bersebelahan dengan sebuah Masjid. Disana terdapat 13 makam dari berbagai era dan katanya satu sama lain masih memiliki hubungan keluarga.

“Iya ini memang masih punya hubungan keluarga semua, ada buyut saya sampai orang tua saya juga dimakamkan disini,” katanya.

Seperti yang diketahui, setelah hampir berkembang, kini lahan tersebut diperebutkan. Keturunan Ibrahim mengklaim dirinya adalah salah satu dari ahli waris dan mengklaim itu adalah kampung tua dengan alasan ada peninggalan leluhur mereka di situ.

Sementara pihak lain, dari PT Arnada Pratama Mandiri (PT APM) dan PT Pesona Bumi Barelang (PT PBB) menegaskan, bahwa lahan seluas 48.662 meter persegi itu bukanlah lokasi kampung tua.

Kampung Seranggon ini pun sebelumnya ada dalam daftar 37 titik Kampung Tua yang diusulkan ke Pemko Batam, dia berhasil lolos menyaingi ratusan Kampung Tua yang diajukan.

Alasannya lolos sendiri pun diketahui beragam salah satunya memenuhi kriteria sebagai contoh masyarakat sudah berdiam sebelum tahun 1969 atau sebelum Batam berkembang.

 

 

(Elang)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Independen dan Terpercaya

PT SWARA KEPRI MEDIA 2023

To Top