BATAM – Srikandi Hanura DPD Provinsi Kepulauan Riau dan DPC Kota Batam menyatakan rasa kekecewaan luar biasa atas penyelenggaran Muscab II Hanura Batam yang dianggap cacat hukum.
Ketua DPD Srikandi Hanura Kepri, Yusnalia Pulungan menyatakan adanya dugaan konspirasi yang dilakukan Iwan Krisnawan untuk menjadi ketua DPC dengan menghalalkan segala cara, seperti pemenggalan hak-hak peserta Muscab, membentuk PAC bodong, tindakan melanggar AD/ART dan peraturan organisasi serta menyampingkan etika berorganisasi.
“Kami dari Srikandi Hanura menolak Iwan Krisnawan sebagai Ketua DPC Hanura Kota Batam,” tegas Lia dalam press rilis yang diterima swarakepri.com, Jumat(4/3/2016) malam.
Lia menegaskan bahwa sejak awal pelaksanaan Muscab II Hanura Kota Batam sudah cacat hukum. Ia juga menguraikan adanya 6 dugaan konspirasi dalam pelaksanaan Muscab II di Harris Hotel tanggal 14 Februari 2016 dan Muscab II lanjutan di Hotel PIH tanggal 2 Maret 2016 serta Muscab II Lanjutan II di Hotel PIH tanggal 3 Maret 2016.
Dugaan konspirasi pertama terjadi pada Muscab II di Harris Hotel tanggal 14 Februari 2016 yakni saat registrasi kepersertaan.
“Pihak OC tidak memberikan badge kepersertaan dan tidak mengakui keberadaan Srikandi Hanura, terlebih Sekretaris DPD Srikandi Hanura yang juga bendahara DPC Hanura Kota Batam tidak di izinkan masuk ke dalam ruang sidang,” jelasnya.
Selanjutnya yang kedua terjadi pada saat pelaksanan sidang, dimana Ketua SC tidak memverifikasi keabsahan para peserta dan ditemukan beberapa “PAC bodong”.
Kemudian yang ketiga terjadi setelah sidang di skorsing sebanyak 3 kali dimana pimpinan sidang tidak menjalankan agenda sidang sesuai dengan TATIB yang sudah disepakati dan diketuk palu pada sidang pleno I.
Dugaan konspirasi keempat lanjut Lia terjadi pada Muscab lanjutan di Hotel PIH tanggal 2 Maret 2016, yakni pelaksanan Muscab lanjutan tanpa pemberitahuan kepada DPC Srikandi Hanura kota Batam sebagai peserta sah pada Muscab sebelumnya dan terkesan diam diam.
“Yang kelima adalah setelah adanya informasi yang diperoleh bahwa Ketua PLT mendadak diganti dan terbit SK PLT baru,” jelasnya.
Sedangkan dugaan konspirasi keenam kata Lia terjadi pada Muscab II lanjutan II di Hotel PIH tanggal 3 maret 2016, dimana Srikandi Hanura, Gema Hanura, mayoritas pengurus DPC Hanura Batam yang sudah demisioner dan 5 PAC yaitu PAC Galang , PAC Bulang , PAC Bengkong, PAC Belakang Padang dan PAC Galang tetap menghadiri MUSCAB Lanjutan ini walaupun tidak diundang dan terkesan diam diam.
“Kami sekali lagi melihat kekonyolan panitia pelaksana dengan membatalkan kepesertaan kami, dimana sebelumnya kami sudah disahkan sebagai peserta,” pungkasnya.
Iwan Krisnawan selaku Ketua DPC Hanura Batam terpilih pada Muscab II lanjutan di Hotel PIH tanggal 3 Maret 2016, menyatakan bahwa tahapan pelaksanaan Muscab telah sesuai dengan mekanisme yang ada.
“Semuanya sudah lengkap, tahapan-tahapan sudah dilakukan dengan baik,” ujar Iwan kepada swarakepri.com lewat sambungan telepon, Jumat(4/3/2016) malam.
Iwan juga mengatakan dalam pelaksanaan Muscab lanjutan di Hotel PIH rabu kemarin dihadiri oleh 7 Pimpinan Anak Cabang(PAC) dari 12 PAC yang ada di Kota Batam yakni Batu Ampar, Lubuk Baja, Batam Kota, Sagulung, Sei Beduk, Nongsa dan Batu Aji.
Ia juga mengaku telah menjalami fit and proper test ditingkat Dewan Pimpinan Daerah(DPD) Provinsi Kepri dan selanjutnya di tingkat Dewan Pimpinan Pusat(DPP) Partai Hanura.
“DPP hanya mengeluarkan rekomendasi untuk satu calon saja,” tegasnya.
(red/rud/rls)