BATAM – Sebanyak tiga sekolah di Kecamatan Sagulung kekurangan siswa. Namun, delapan sekolah lainnya di wilayah ini kelebihan siswa.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan, di Kecamatan Sagulung memiliki 11 sekolah tingkat SMP. Untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini, Kecamatan Sagulung secara keseluruhan memiliki daya tampung 2.592 siswa sementara pendaftar mencapai 2.992 siswa.
“Jadi, yang belum tertampung, ada 422 siswa yang mau masuk SMP negeri,” ujar Rudi saat bertemu Wali Murid di SMP Negeri 9 Batam, Sagulung, Kamis (9/7/2020).
Namun, meski membeludak, justru ada tiga sekolah yang masih kekurangan siswa. Tiga sekolah tersebut yakni SMP Negeri 44 Batam yang memiliki daya tampung 360 siswa sementara pendaftar hanya 225 siswa. Kemudian SMP Negeri 59 Batam pendaftar hanya 79 siswa sementara daya tampung 144 siswa.
“Yang SMP Negeri 61 cuma ada 20 pendaftar, padahal daya tampungnya 108 siswa,” ujar Rudi.
Untuk itu, menjawab kerisauan wali murid yang khawatir anak mereka tak masuk sekolah negeri, pihaknya menyepakati menambah rombel dan menambah kelompok belajar. Selain itu, sekolah yang pendaftarnya membeludak akan diarahkan ke sekolah yang sepi pendaftar.
“Sudah saya instruksikan ke Kadisdik (Kepala Dinas Pendidikan Batam, Hendri Arulan, dan Kepala Sekolah yang ada di Sagulung untuk mendudukan persoalan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Kadisdik Batam, Hendri Arulan mengatakan, berdasarkan instruksi Wali Kota, akan ada penambahan rombel dan kelompok bejar. Masing-masing sekolah akan menambah dua rombel.
“Dan jumlah kelompok belajar, dari 36 siswa menjadi 40 siswa,” ujarnya.
Jika ini diterapkan, kata dia, untuk wilayah Sagulung dari semula 72 rombel menjadi 82 rombel. Kemudian, dari semula rencana daya tampung 2.592 siswa menjadi 3.280 siswa. Tiap sekolah, kata dia, akan menambah rombel beragam dan paling banyak dua rombel.
“Yang SMP Negeri 61 (sekolah sepi pendaftar) dari dua rombel menjadi lima rombel dan daya tampungnya dari 108 menjadi 200 siswa,” ujarnya.
Langkah tersebut dinilai menjadi solusi jika orang tua memaksakan untuk menyekolahkan anak ke negeri. Kebijakan Wali Kota ini pun mendapat antusias. Namun, masih ada warga yang mengeluh karena lokasi sekolah yang sepi peminat berlokasi jauh dari tempat mereka tinggal.
“Secara keseluruhan, ini sangat membatu. Namun kami harus mengeluarkan ongkos lagi karena anak kami menuju ke sekolah jauh,” ujar Suratmi, salah seorang perwakilan wali murid.
Hal ini pun langsung direspons Wali Kota, saat membuka forum diskusi dalam kegiatan itu. Rudi mengatakan, hal tersebut merupakan satu-satunya solusi jika orang tua memaksakan kehendak untuk menyekolahkan anak ke sekolah negeri.
“Kalau dipaksakan di sekolah ini (SMP Negeri 9, pendaftar menacap 528 siswa sementara daya tampung 360 siswa) maka tak bisa, karena sudah sangat banyak. Jadi, apapun keputasan, yang pasti keinginan bapak ibu untuk menyelolahkan ke negeri sudah saya berikan,” kata dia.
Adapun 11 SMP Negeri yang ada di Sagulung yakni SMP 27, SMP 21, SMP 44, SMP 35, SMP 36, SMP 37, SMP 50, SMP 60, SMP 61, SMP 59, dan SMP 9. Dari 11 SMP yang ada, SMP Negeri 9 yang paling ramai pendaftar.(red)
Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…
Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…
Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…
Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…
BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…
This website uses cookies.