Di samping itu, perkembangan positif juga terwujud dalam mempromosikan pembangunan hijau Belt and Road Initiative (BRI), seperti dijelaskan Zhai. Digagas Tiongkok pada 2013, BRI ingin mewujudkan jaringan perdagangan dan infrastruktur yang menghubungkan Asia dengan Eropa dan Afrika pada rute perdagangan kuno, Jalur Sutra.
Tiongkok juga menggagas koalisi internasional untuk pembangunan hijau Belt and Road pada 2019. Koalisi ini memperkuat dialog tentang kebijakan dan riset bersama, serta mendukung Agenda PBB 2030 tentang Pembangunan Berkelanjutan, menurut Zhai.
Koalisi tersebut kini memiliki lebih dari 150 mitra di lebih dari 40 negara.
Berbagai langkah juga ditempuh demi meningkatkan inovasi dan pertukaran teknologi ramah lingkungan, serta membina SDM dalam pengelolaan lingkungan hidup.
“Kami telah melatih sekitar 3.000 petugas pengelola lingkungan hidup, pakar dan akademisi di lebih dari 120 negara, membangun konsensus dan sinergi pembangunan hijau,” kata Zhai.
Ke depan, Tiongkok akan bekerja sama dengan seluruh pihak dan aktif berpartisipasi dalam tata kelola global untuk perubahan iklim.
Tiongkok pun akan mempromosikan sistem tata kelola iklim global yang adil dan rasional demi mencapai hasil yang saling menguntungkan, terus mempererat kerja sama Selatan-Selatan dalam perubahan iklim, serta menyumbangkan kekuatan, kearifan, serta solusi Tiongkok dalam respons perubahan iklim, menurut Zhai./CGTN