Pada intinya, kata dia, masyarakat pulau Rempang-Galang sangat setuju atas Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah Indonesia. Akan tetapi, jangan ada dilakukan penggusuran terhadap 16 titik kampung tua tersebut.
“Kita ambil contoh di pulau Batam, hari ini kota Batam kan kota Industri. Tetapi kan masih ada kampung tua Tanjung Uma, kampung tua Tanjung Riau, ada kampung tua Nongsa, ada kampung tua Bagan. Nah, harapan kami kepada pemerintah seperti itu juga. Silahkan membangun. Karena kurang lebih itu masyarakat yang bermukim di sana itu sekitar 17.400 jiwa. Tetapi, titik-titik kampung tua yang tidak seberapa ini tolong dikeluarkan dari rancangan pembangunan,”ujarnya.
“Karena kami paham ini kan kepentingan pengusaha dan negera dalam hal ini pemerintah, dan kami juga tidak kaku. Kami ini mendukung. Tapi, tolonglah kampung kami itu dijaga. Karena kami ini sudah ratusan tahun bermukim di sana. Tadinya, kami ini bukan tergabung dalam daerah otonomi Batam, masih tergabung di Bintang Selatan. Kemudian kami bergabung ke Batam dengan harapan mendapatkan kelayakan hidup yang layak. Itu yang kita harapkan,” pungkasnya./Shafix
Page: 1 2
DJI, pemimpin global dalam teknologi drone dan dan pencitraan udara, resmi meluncurkan DJI Zenmuse L3,…
Prestasi membanggakan kembali diraih oleh insan BRIlian. JackOne Band, grup musik yang beranggotakan pekerja dari…
BATAM - Touzen alias Ajun dituntut 18 Tahun penjara dan denda Rp3 Miliar pada kasus…
Sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat hubungan kemitraan dengan dunia usaha dan memperluas layanan keuangan bagi…
JAKARTA - Perdana di Indonesia, produk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah (KIK EBA…
Jakarta, 13–14 November 2025 – BRI Region 6/Jakarta 1 turut berpartisipasi dalam gelaran ASN Expo…
This website uses cookies.
View Comments