Hal sama juga diutarakan oleh Yuliana. Ibu rumah tangga warga Pasir Panjang termasuk kelompok awal yang memutuskan relokasi.
“Saya pindah secara sukarela ke daerah Batu Aji. Tidak ada paksaan. Saya berharap mendapat kehidupan yang lebih baik, rumah pengganti yang lebih baik,” harapnya.
Optimisme disampaikan oleh Wulan Ratna Sari, warga Sembulang Camping RT 02 RW 02, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang.
“Dari awal saya percaya bahwa BP Batam akan menepati janji untuk membangun rumah untuk warga rempang yang terkena proyek industri di Rempang. Kami paham kok jika prosesnya tidak mudah. Yang pasti kami senang akan mendapat rumah yang lebih bagus dan layak serta bersertifikat,” ujarnya.
Begitu juga dengan Suharti, warga Sembulang Tanjung yang telah bergeser ke Hunian Sementara Perumahan RCP Batu Aji.
“Harapan saya, semoga pembangunan ini lancar, aman, dan cepat selesai,” harap Suharti.
Hingga saat ini, sudah ada 392 kepala keluarga yang telah setuju direlokasi dan 595 kepala keluarga yang berkonsultasi mengenai hak-hak mereka.
Dukungan tergadap PSN Rempang Eco City terus mengalir. Ketua Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (KERAMAT) Pulau Rempang, Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Gerisman Ahmad.
“Kami tidak anti pembangunan dan investasi. Tapi kami minta warga setempat tidak ditelantarkan. Mereka harus dapat manfaat,” ujar Gerisman beberapa waktu yang lalu./r