KARIMUN – Merebaknya penyakit demam berdarah dengue (DBD) mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Dalam periode Januari-November 2016, sudah 407 warga dipastikan terjangkit penyakit mematikan tersebut.
“Enam orang dari jumlah sebanyak itu meninggal dunia, kebanyakan anak-anak dan balita,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Karimun, Sabtu (19/11), demikian dilansir Antara.
Jumlah warga yang terserang DBD tersebut, menurut Rachmadi memang lebih banyak dibandingkan 2015 yang berjumlah 368 orang, tujuh di antaranya meninggal dunia. Karimun termasuk daerah yang termasuk tinggi tingkat penularan penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut, hingga membuat pemerintah daerah memberlakukan kejadian luar biasa (KLB) pada dua tahun lalu.
Dijelaskannya jumlah kasus DBD paling banyak terjadi di awal tahun, antara Januari sampai Maret, usai musim hujan.
“Itu juga terjadi pada tahun lalu, kasus DBD tertinggi juga terjadi di awal tahun,” katanya.
Tingginya penularan DBD di awal tahun, menurut dia terjadi karena jentik-jentik yang memenuhi wadah berisi air, tumbuh menjadi nyamuk dewasa sehingga memicu tingginya penularan penyakit tersebut. Untuk November, lanjut dia jumlah kasus DBD justru relatif rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, yaitu sebanyak tujuh kasus.
Meski terjadi penurunan, dia tetap mengimbau warga masyarakat untuk menggiatkan Gerakan 3M Plus, menutup, menguras, mengubur dan membersihkan lingkungan untuk menghindari berkembangbiaknya nyamuk.
“Kita berharap tingkat penularan DBD terus menurun, dan itu tidak bisa dilakukan oleh petugas kesehatan saja, tetapi kuncinya harus didukung masyarakat. Kalau masyarakat tidak peduli dengan kebersihan lingkungan, maka bisa memicu kasus DBD baru,” tuturnya.
Dia juga mengimbau warga untuk mendukung Gerakan Masyarakat Sehat yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, sebagai salah satu gerakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat. Petugas Dinas Kesehatan Karimun, menurut Rachmadi juga menggencarkan pembagian bubuk abate kepada warga, sebagai salah satu cara untuk membunuh jentik pada wadah atau bak mandi.
Jajaran Dinas Kesehatan Karimun beserta pegawai kesehatan dari instansi lain, seperti Puskesmas, pegawai kecamatan dan kelurahan melakukan gotong royong membersihkan lingkungan.
“Tujuannya agar daerah kita ini bersih, dan kami berharap angka penularan DBD dapat ditekan pada tahun-tahun mendatang. Dan itu bisa tercapai kalau masyarakat sudah terbiasa dengan budaya hidup bersih dan sehat,” tuturnya.
Berdasarkan data dinas kesehatan jumlah korban DBD relatif tinggi setiap tahunnya. Pada 2015 sebanyak 368 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 7 orang, pada 2014 sebanyak 390 dengan korban meninggal dunia sebanyak 8 orang. Pemkab Karimun sempat memberlakukan status KLB untuk DBD pada 2014.
MERDEKA