BATAM – Keberadaan pengemis yang masih di bawah umur semakin marak di Kota Batam, Kepulauan Riau, khususnya di sepanjang ruas jalan komplek Pertokoan Sri Jaya Abadi, Jodoh.
Pantauan SWARAKEPRI.COM beberapa minggu terakhir, para pengemis yang rata-rata berumur 5-8 tahun ini tampak berpakaian lusuh tanpa menggunakan alas kaki sama sekali.
Mereka menyusuri setiap tempat tongkrongan dan rumah makan yang ada di sepanjang ruas jalan. Biasanya para pengemis cilik itu terlihat mulai melakukan aksinya dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB.
Berbagai macam alasan yang dilontarkan mereka kepada siapapun yang dimintai uang. Dan kebanyakan beralasan belum makan.
“Seharusnya anak-anak seusia mereka ini berada di rumah mengerjakan tugas sekolah dan bermain, bukan bekerja,” ujar Mira salah seorang pelayan rumah makan yang ada di sekitar komplek pertokoan Sri Jaya Abadi beberapa waktu yang lalu.
Para pengemis cilik ini terlihat lihai mengincar “mangsa”. Mereka secara bergantian memantau dari kejauhan, ketika melihat meja tongkrongan sudah diisi oleh pelanggan yang sedang makan, barulah mereka turun.
Salah satu gadis cilik berbadan kurus dan berambut panjang menyusuri satu meja ke meja lain.
“Om bagi seribu om… Belum makan,” ujar anak perempuan itu sambil menggendong gitar kecil atau yang biasa disebut Kentrung.
Salah seorang tamu yang sedang makan langsung sigap merogoh sakunya dan memberikan satu lembar uang kertas lusuh lalu menyuruh si anak perempuan tadi segera pergi.
Sampai ke meja berikutnya, Dia melantunkan sebuah lagu yang tidak jelas liriknya sambil memetik kentrung yang digendong itu.
“Tidak ada dek, pulanglah, sudah pagi,” ujar salah seorang tamu yang sedang menikmati santapannya.
Malam berganti malam, para pencari sedekah itu selalu menghiasi gemerlap Kota Batam, bahkan para tamu yang sering menikmati makanan disana sudah mengenal wajah-wajah mereka.
Penulis : Roni Rumahorbo
Editor : Rudiarjo Pangaribuan