Pengajar Jurusan Ilmu Politik, FISIP Universitas Airlangga Surabaya, Kris Nugroho, melihat hasil survei prediksi hasil Pilpres tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Popularitas dan potensi keterpilihan Ganjar Pranowo yang cukup tinggi menurut survei, kata Kris Nugroho, harus dilihat oleh PDI Perjuangan dalam mempertimbangkan dan menetapkan calon presiden yang akan diusungnya pada 2024.
“Mengikuti survei, itu saya pikir menjadi alternatif yang pas bagi PDI Perjuangan. Kalau kita sodorkan nama, barangkali kalau dari kader PDI Perjuangan, orang partai sendiri, ya Ganjar. Kalau kita bicara soal popularitas, survei, sehingga dengan demikian ada akomodasi dari posisi publik yang suaranya akan diakomodasi, kemudian juga dikaitkan dengan efek popularitas Ganjar yang sudah tinggi itu, pasti akan menguntungkan PDI Perjuangan,” ujarnya.
Dalam menentukan calon yang akan diusungnya, Kris mengatakan, PDI Perjuangan harus menerapkan prinsip kehati-hatian dan kecermatan, hingga konstelasi politik nasional sudah dapat dipastikan.
Kris mengatakan, dalam politik di Indonesia keputusan politik pencalonan presiden seringkali dipengaruhi oleh pertimbangan para elit partai, dibandingkan suara publik. Tokoh yang muncul sebagai calon, sering tidak berangkat dari figur dan program yang kuat, tetapi pada figur yang popular tanpa program terbaik.
“Politik itu bukan sekedar nama terbaik, dan calon terbaik dengan program terbaik. Kenyataannya di Indonesia, program tidak terlalu penting. Justru penting itu suasana kefiguran,” katanya.
“Jadi, ketokohan itu menjadi penting, Jadi, kalau misalnya ada figur yang cukup kuat, walaupun programnya tidak jelas atau programnya tidak terlalu menarik masyarakat, tapi karena kefigurannya kuat, bisa jadi dia akan menjadi tokoh yang menonjol,” tambah Kris./VOA