BATAM – Marahalim Harahap alias Guruh dan Edy Com(berkas terpisah), dua terdakwa kasus perjudian Gelper Ankres Game yang beralamat di Komplek Newton Blok K No. 10 Lubuk Baja mulai disidangkan di Pengadilan Negeri Batam, Selasa (25/7).
Jaksa Penuntut Umum(JPU) Samuel Pangaribuan melalui JPU Pengganti Samsul Sitinjak membacakan dakwaan di persidangan yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Mangapul Manalu didampingi Hakim Anggota Taufik dan Marta Napitupulu.
Kedua terdakwa dijerat Pasal 303 Ayat (1) ke-1 Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo pasal 2 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1974 atau Pasal 303 Ayat (1) ke-2 Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian.
“Terdakwa turut andil dan terlibat melakukan perjudian poker tanpa memiliki izin dari Pemerintah,” kata JPU pengganti Samsul Sitinjak.
JPU menguraikan, sekitar bulan November 2016, terdakwa Guruh menemui Jhoni(DPO) untuk memesan mesin poker dan mesin tembak ikan untuk digunakan di arena gelper Ankres Game, kemudian Jhoni memanggil saksi Edy Com.
Selanjutnya terdakwa Guruh, Jhoni dan Edy Com membicarakan tentang mesin poker dan mesin tembak ikan. Setelah pembicaraan itu Guruh sepakat dengan Edy Com, dimana Edy Com akan menyediakan 15 unit mesin poker untuk dipakai di arena gelper Ankres Game dengan meminta bayaran sebesar Rp. 500.000 per harinya. Edy Com kemudian mengantarkan mesin-mesin poker tersebut ke arena gelper Ankres Game.
Kemudian, pada hari Rabu tanggal 7 Desember 2016 sekitar pukul 23.00, saksi Fransiscu dan Arief bersama tim Satreskrim Polresta Barelang datang ke Arena gelper Ankres Game yang dikelola oleh terdakwa Guruh.
Baca Juga : Gelper Ankres Game Nagoya Digerebek Polisi
Saksi Fransiscus masuk dan mendekati mesin poker, kemudian memanggil saksi Ayu(wasit) untuk membeli koin/kredit sebesar Rp. 50.000. Saksi Ayu memasukkan koin tersebut ke mesin poker dan mempersilahkan saksi Fransiscus bermain.
Setelah itu saksi Fransiscus memainkan permainan di mesin poker dengan cara menekan tombol-tombol di mesin poker tersebut hingga koin/kredit bertambah. Setelah itu saksi Fransiscus memanggil saksi Ayu untuk menukar koin/kredit.
Selanjutnya saksi Ayu memanggil Zera (DPO) untuk meminta uang sebesar Rp.200.000 sebagai hadiah dari koin/kredit saksi Fransiscus. Setelah itu Zera (DPO) menemui saksi Bilardo (penukar hadiah)dan meminta uang sebesar Rp.200.000.
Setelah uang tersebut di berikan, Zera (DPO) kembali menemui saksi Ayu dan memberikan uang tersebut, lalu saksi Ayu menyuruh saksi Pero untuk meberikan uang tersebut kepada saksi Fransiscus. Setelah uang tersebut diterima saksi Fransiscus, tim Satreskrim Polresta Barelang langsung melakukan penangkapan kepada para terdakwa.
Setelah mendengarkan dakwaan JPU, Majelis Hakim menunda persidangan hingga seminggu kedepan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi.
Penulis : Roni Rumahorbo
Editor : Rudiarjo Pangaribuan
PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…
LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…
Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…
Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…
Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…
Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…
This website uses cookies.