BATAM – Pesatnya perkembangan penduduk di wilayah Batu Aji dan Sagulung, Batam ternyata dimanfaatkan oleh pelaku bisnis prostitusi atau esek-esek untuk meraup keuntungan.
Pantauan AMOK Group di lapangan, saat ini tidak hanya lokalisasi sintai yang menyediakan layanan Pekerja Seks
Komersil(PSK), tapi kini sudah menjamur bisnis prostitusi lainnya berkedok usaha panti pijat, cafe, pub dan diskotik.
Seperti yang terpantau di pasar SP, Ruko Putri Hijau, Ruko Batavia, Pasar Melayu , Simpang Base Camp, Ruko Pasar Sagulung, Marina ,Ruko di Tanjung Uncang, Bintang Industri.
Dilokasi-lokasi tersebut sudah berdiri tempat hiburan bagi lelaki hidung belang yang menyediakan wanita pemuas nafsu dengan tarif beragam.
Ironisnya, lokasi-lokasi tersebut bersebelahan dengan pemukiman warga. Warga yang ada tak berdaya, karena bisnis tersebut diduga dibekingi oknum aparat dan oknum pemerintah setempat.
Selain menyediakan Pekerja Seks Komersial(PSK) lokal, pengelola tempat maksiat ini juga menyediakan PSK asing. PSK asing ini ditawarkan bagi orang asing yang bekerja di shipyard maupun kapal asing yang sedang naik dok.
PSK asing ini diduga dipasok oleh pemain lama yang berada di kawasan Nagoya dengan sistem call centre.
“Kalau PSK asing bagi bos-bos berkantong tebal mas, kalau pekerja galangan biasa minta PSK lokal,” ujar RM, salah satu pemasok PSK lokal, Sabtu(4/6/2016).
Menurutnya bisnis esek-esek ini sudah terkonsep dan terkoordinir dengan baik dengan seluruh pihak terkait.
“Sudah dikondisikan semua oleh bos mafia,” bebernya.
ATR seorang pengemudi taksi mengaku sering menerima orderan mengantar PSK asing asal Filipina ke kawasan Tanjung Uncang.
“Kita ambil dari salah satu pemasok di Nagoya,”jelasnya.
Menurutnya di daerah Batu Aji dan Sagulung tidak sulit untuk mencari PSK lokal maupun asing. “Perkembangan disana pesat mas, namun jarang diungkap,”pungkasnya.
(red/tim)