Para nelayan Natuna mengaku diintimidasi oleh nelayan asing yang kerap dikawal oleh kapal penjaga pantai negara mereka.
NATUNA – Badan Keamanan Laut Indonesia telah mengirim kapal patroli ke Laut China Selatan menyusul laporan sejumlah nelayan bahwa kapal penjaga pantai China di lepas pantai Kepulaun Natuna mencoba mengusir mereka.
Sebuah video yang diambil dari kapal nelayan pada 8 September menunjukkan kapal patroli Penjaga Pantai China (China Coast Guard/CCG) 5403 berlayar di dekat Kepulauan Natuna.
“KN Marore sedang bergerak ke sana untuk mengecek. (Laporan adanya kapal China) akan dikonfirmasi juga dengan nelayan di wilayah tersebut,” ujar Jubir Badan Keamanan Laut (Bakamla) Wisnu Pramandita kepada BenarNews, Rabu (14/9).
Nelayan asal Natuna, Dedi, merekam kapal penjaga pantai China itu melintas di hadapan mereka dan mengatakan dalam video itu bahwa kapal tersebut berupaya mengusir mereka dari kawasan Laut China Selatan.
“Yah, dia (kapal CCG) mau memutar haluan kapal kami, jangan takut, haluan lurus, NKRI harga mati,” ujar Dedi, 38, dalam video yang diterima BenarNews.
“Merdeka, merdeka,” teriak nelayan lainnya.
Asosiasi Nelayan Natuna mengungkapkan kapal asing memang kerap melakukan manuver intimidatif seperti memutari kapal terhadap nelayan lokal.
Ketua ANN Hendri mengatakan dalam setahun belakangan para nelayan Natuna menyaksikan kapal-kapal asing baik dari China, Vietnam maupun Taiwan menangkap ikan di Perairan Natuna, bahkan dalam jarak 30 mil dari pulau terluar.
“Kapal coast guard memprovokasi, misalnya memotong jalur haluan atau memutari kapal kita,” ujar Hendri kepada pada BenarNews. “Apalagi manuver intimidatif tersebut seringkali terjadi di perairan
Hendri mendesak pemerintah Indonesia berani bersikap tegas dengan mengusir kapal-kapal dan penjaga pantai asing dari perairan Natuna Utara.
“Bayangkan! Kapal China kemarin itu hanya 31 mil (49,8 km) dari Pulau Laut. Jadi pemerintah harus berani bersikap tegas karena intimidasi itu berlangsung di perairan kita,” ujar Hendri kepada BenarNews.
Begitu pula pernyataan nelayan tradisional Natuna, Wandarman, yang berharap pemerintah lebih serius dalam melindungi nelayan tradisional.
Apalagi, kata dia, baru-baru ini dua nelayan Natuna ditangkap otoritas Malaysia atas tuduhan menangkap ikan secara ilegal di perairan negara tetangga tersebut.
Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…
Platform perdagangan aset kripto No. 1 di Indonesia, Tokocrypto, resmi membuka perdagangan token Aster (ASTER)…
BRI KCP Pasar Tanah Abang kini hadir lebih dekat dengan nasabah melalui layanan Weekend Banking.…
Jakarta, 8 Oktober 2025 - PT BRI Multifinance Indonesia (“BRI Finance”), anak usaha BRI Group…
Dalam semangat mempererat sinergi dan membangun kebersamaan lintas lembaga, BRI Region 6/Jakarta 1 menggelar pertandingan…
Harga emas (XAUUSD) bertahan di atas $4.000. Pahami analisis dari HSB Investasi mengenai faktor yang…
This website uses cookies.