BATAM – Warga Kampung Seranggong, Kelurahan Sadai, Batam berharap aparat kepolisian bersikap netral dalam menyikapi sengketa lahan antara warga dengan PT Pesona Bumi Barelang(PBB) dan PT Arnada Pratama Mandiri (APM).
Gusmiran, salah satu warga mengatakan pada penggusuran pada Rabu (8/1/2020) lalu sempat terjadi bentrok, dan beberapa warga mengalami luka sabetan benda tajam dan memar yang diduga dilakukan oleh oknum-oknum suruhan perusahaan.
“Iya beberapa warga ada yang dikeroyok oleh orang suruhan perusahaan, saya salah satunya. Polisi terkesan membiarkan itu,” ujarnya, Rabu (15/1/2020).
Menurut Gusmiran, bentrokan itu terjadi ketika beberapa warga mempertanyakan penggusuran terhadap rumahnya. Namun bukan jawaban yang mereka terima, situasi malah memanas dan keributan pun tak terhindarkan.
Gusmiran sendiri mengaku mengalami memar dibagian mata sebelah kanan. Kata dia itu akibat pukulan dari orang suruhan perusahaaan. Sementara beberapa warga lain ada juga yang mengalami luka sabetan benda tajam di bagian kepala.
“Kami yang terluka sudah buat laporan ke SPKT Polresta Barelang. Tetapi tindak lanjutnya sampai sekarang belum ada,” bebernya.
Kata dia, kekerasan dan intimidasi terhadap warga bukan terjadi saat penggusuran itu saja. Sebelum kejadian ini ada lima orang warga yang juga dipukuli oleh oknum yang diduga adalah suruhan perusahaan.
“Sekitar dua minggu sebelum kericuhan kemarin ada 5 orang perwakilan warga termaksud saya diajak ke bedeng negoisasi, ternyata kami di sana dipaksa terima dan saya juga dipukul pada bagian mata dan memar,” ungkapnya.
Ia berharap petugas kepolisian tidak berpihak kepada pihak manapun. Sebab, mereka sudah hampir kehabisan tempat dan tidak tahu siapa yang bisa melindungi mereka ketika kesewenang-wenangan terjadi.
“Untuk saat ini petugas bersikap netral saja itu saja sudah cukup bagi kami,”pungkasnya.
(Elang)
Leave a Reply
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.
