KARIMUN – Jembatan Moro-Pauh sepanjang 480 meter yang menghubungkan Pulau Sugie dan Pulau Pauh, Kecamatan Moro akan rampung dibangun. Jembatan ini disebut-sebut jembatan terpanjang dan termegah, di Kabupaten Karimun.
Mega proyek Pemkab Karimun itu didanai melalui APBD Karimun sejak 2013 -2015. Biayanya sekitar Rp20 miliar. Dengan rincian, pada 2013 menghabiskan anggaran Rp4,3 miliar. Kemudian, dilanjutkan pembangunannya pada 2014 dengan alokasi anggaran sebesar Rp6,1 miliar. Sisanya didanai menggunakan APBD 2015.
Saat ini, jembatan itu menjadi kebanggaan masyarakat Karimun, khususnya Kecamatan Moro. Jembatan unik dengan lengkungan di bagian tengah jembatan menjadikan jembatan itu berbeda dengan jembatan yang pernah ada. Lengkungan itu berfungsi sebagai areal lintasan kapal nelayan maupun kargo yang berlayar di bawahnya.
“Pengerjaan jembatan Moro-Pauh sudah selesai. Hanya tunggu peresmian saja. Anggaran yang dihabiskan sekitar Rp20 miliar dengan tiga kali tahun anggaran yang dimulai pada 2013 hingga 2015,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karimun ,Aryandi kepada Haluan Kepri, Kamis (7/4/2016).
Kata Aryandi, spesifikasi jembatan tersebut memiliki panjang 480 meter, dengan lebar 4 meter dan serta ketahanan sekitar 5 ton bahkan diyakini mampu menahan bobot seberat mobil ambulans ukuran besar. Uniknya, di tengah-tengah jembatan yang dikerjakan oleh kontraktor PT Galih Medan Perkada itu dibuat lengkungan agar kapal-kapal nelayan maupun kapal kargo bisa melintas di bawahnya.
Dijelaskan, estimasi anggaran pembangunan jembatan yang diujungnya juga dibuat portal tersebut awalnya sekitar Rp26 miliar. Namun, dalam pelaksanaannya hanya menghabiskan anggaran sekitar Rp20 miliar melalui tiga tahun anggaran mulai dari 2013 hingga selesai pada akhir 2015.
Menurutnya, desain pembangunan jembatan Moro-Pauh hampir mirip dengan jembatan di Dompak Tanjungpinang, namun bahan yang dipakai untuk pembangunan jembatan tersebut diperkirakan lebih kuat dari jembatan Dompak. Makanya tak heran, jembatan tersebut nampak kokoh jika dipandang dari kejauhan.
Menurutnya, saat ini jembatan itu telah menjadi akses perhubungan antara masyarakat yang mendiami Pulau Pauh dan Pulau Sugie Besar yang berada di depan Pulau Pauh bisa semakin dekat. Apalagi, penduduk yang mendiami Pulau Pauh cukup banyak, sehingga roda perekonomian masyarakat kedua pulau tersebut akan semakin berkembang. Bahkan, salah satu ikon Kabupaten Karimun.
Bukan itu saja, Pelabuhan Simba yang berada di dekat jembatan Moro-Pauh juga akan dijadikan sebagai tempat transitnya kapal cepat dari Tanjungpinang-Batam-Karimun dan Moro. Apalagi, jalur tersebut merupakan lintasan kapal ferry maupun speed boat. Sekarang, kawasan itu sudah menjadi lalu lintas yang ramai.
“Hampir tiap malam, jembatan itu selalu ramai didatangi masyarakat Moro maupun warga Karimun lainnya. Selain sebagai penghubung dua pulau, jembatan itu juga dijadikan sebagai lokasi refreshing bagi masyarakat. Apalagi, pemandangan yang ada di sekitar Pulau Moro sangat indah dengan perairan yang tenang,” pungkas Aryandi.
(red/HK)